106 Imigran Gelap Diamankan Kantor Imigrasi Blitar

Reporter

Minggu, 8 September 2013 20:05 WIB

Sejumlah polisi menurunkan 75 imigran gelap asal Afghanistan dan Iran dari kapal KLM Lesah Jambu saat merapat di Pelabuhan Mirah, tanjung Perak Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Blitar - Kantor Imigrasi Blitar, Jawa Timur mengamankan 106 imigran gelap yang hendak menyeberang ke Pulau Natal, Australia. Mereka berupaya menyusup melalui Pantai Brumbun, Tulungagung saat petugas penjagaan pantai Imigrasi sedang libur.


Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Blitar Mochamad Sungeb mengatakan para imigran asal berbagai negara ini ditangkap saat mendekati kawasan Pantai Brumbun, Tulungagung, Sabtu dini hari, 7 September 2013. Mereka disergap saat hendak menaiki perahu menuju kapal besar yang menunggu di teluk. "Ini sudah kesekian kalinya mereka masuk lewat Tulungagung," kata Sungeb kepada Tempo, Minggu 8 September 2013.


Setelah ditangkap aparat Kepolisian Resor Tulungagung, hari ini para imigran ini diserahkan ke Kantor Imigrasi Blitar. Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan dokumen, fisik, dan pemotretan oleh petugas Imigrasi. Karena banyaknya imigran yang ditangkap, mereka diinapkan di Hotel Patria Blitar dengan biaya penuh International Organization For Migration (IOM).


Menurut Sungeb, para imigran yang jumlahnya 106 ini berasal dari berbagai negara. Diantaranya adalah 69 orang dari Somalia, 8 orang dari Irak dan Iran, 7 orang dari Srilanka, 20 orang dari Sudan, 1 orang dari Yaman, serta 1 orang lagi dari Myanmar. Tujuh diantara mereka masih anak-anak. Hasil pemeriksaan sementara para imigran ini hendak menuju Pulau Natal, Australia.


Belum diketahui sampai kapan para imigran ini ditampung di Hotel Patria. Kantor Imigrasi Blitar masih berkoordinasi dengan IOM untuk menentukan nasib mereka selanjutnya. Sungeb menambahkan, kawasan perairan Tulungagung telah menjadi rute utama para imigran gelap yang hendak menyelundup ke Australia.


Advertising
Advertising

Hal ini dikarenakan banyaknya pantai yang menghubungkan dengan laut lepas yang cukup tersembunyi. Bahkan sebagian besar kawasan pantai ini berada dikelilingi hutan dan jauh dari pengawasan. "Apalagi ada sindikat yang melibatkan warga lokal," kata Sungeb.


Aktivitas mereka, menurut Sungeb seperti kucing-kucingan dengan aparat. Di saat petugas sedang lepas jaga atau libur, mereka menyelinap ke kawasan pantai. Hal ini pula yang membuat para sindikat masih menjadikan Tulungagung sebagai lokasi penyelundupan favorit.


Kepala Polres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Whisnu Hermawan Februanto mengatakan masih memeriksa lima orang sopir truk dan satu nahkoda kapal. Sebab mereka inilah yang membawa para imigran dari titik penurunan di Kota Tulungagung menuju pantai. Sebelum tiba di Pantai Brumbun, para imigran ini menempuh perjalanan darat dari Cisarua, Bogor dan Jakarta menggunakan tiga unit bus. "Kita sedang lacak sindikat mereka," kata Whisnu.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya