Tjahyo Kumolo Himbau Ketua DPR Tidak Dramatisir Pengelompokan di DPR

Reporter

Editor

Kamis, 11 November 2004 16:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Fraksi PDI-P dan anggota Komisi I DPR RI, Tjahyo Kumolo menyesalkan pernyataan Ketua DPR, Agung Laksono, di Istana pada Rabu (10/11) mengenai pembubaran koalisi-koalisi DPR. Hal ini seolah menegaskan jika di DPR memang ada pengkotak-kotakan. Menurut Tjahyo, adanya beberapa fraksi yang berhimpun dalam satu bulan terakhir ini adalah hal yang wajar dalam dunia politik. "Tapi sebagai ketua DPR, saya menghimbau Pak Agung untuk tidak mendramatisir adanya pengelompokan itu," katanya kepada wartawan setelah mengikuti rapat komisi XI Kamis siang ini (11/11), di Jakarta.Tjahyo berpendapat pernyataan itu sangat salah. "Sekarang di DPR tidak ada istilah pengelompokan koalisi. Yang ada, anggota DPR yang berhimpun dalam fraksi-fraksi," lanjutnya. Soal anggapan orang tentang adanya pengelompokan dua kubu di DPR, menurutnya sifatnya kasuistis.Tjahyo meminta, Agung Laksono sebagai ketua DPR perlu menjernihkan masalah yang dia sebutkan dalam kelembagaan DPR itu tidak ada. Dalam Tatib DPR juga tidak ada istilah itu. Pernyataan Agung kemarin dapat menimbulkan kebingungan masyarakat. Tugas DPR, menurutnya, tidak melihat dari fraksi atau partai mana anggota itu berasal. Yang didahulukan adalah niat yang sama untuk melakukan pengawasan, membuat undang-undang, dan menyusun APBN bersama pemerintah.Syarief Hasan, wakil ketua fraksi partai Demokrat, yang ditemui siang ini di kantornya menyatakan hal senada dengan Tjahyo. "Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan secara formal tidak pernah terbentuk. Jadi apanya yang dibubarkan," katanya sambil tersenyum.Menurut Hasan, pembentukan koalisi itu semata-mata karena persamaan visi dan misi mereka masing-masing. Dia meminta terminologi itu dihilangkan dan tidak diungkit lagi agar ada unsur kebersamaan dalam Dewan. "Sekarang anggota DPR kan satu. Mereka dipilih rakyat dan merupakan perpanjangan tangan dari partainya masing-masing," katanya mengakhiri pembicaraan. Suliyanti - Tempo

Berita terkait

Ical Minta Koalisi Jokowi Jangan Banyak Menuntut  

15 November 2014

Ical Minta Koalisi Jokowi Jangan Banyak Menuntut  

Aburizal khawatir munculnya permintaan baru akan menghambat jalannya roda pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kisruh Senayan, Anggota DPR Dianggap Gagal Move On  

1 November 2014

Kisruh Senayan, Anggota DPR Dianggap Gagal Move On  

Menurut Mustofa Bisri, seharusnya tak ada lagi sikap berseberangan, baik dalam pemerintah maupun parlemen.

Baca Selengkapnya

Golkar Tahan Undangan Pelantikan Nusron  

1 Oktober 2014

Golkar Tahan Undangan Pelantikan Nusron  

Nusron siap ditempatkan di komisi apa pun.

Baca Selengkapnya

3 Kemesraan Ahok-Lulung Setelah Cekcok Panjang  

14 September 2014

3 Kemesraan Ahok-Lulung Setelah Cekcok Panjang  

Hubungan Ahok dan Lulung tampak mencair saat acara Lebaran Betawi yang digelar di Silang Monas, Jakarta, Ahad, 14 September 2014.

Baca Selengkapnya

7 Serangan Ahok yang Bikin Lulung Geram

14 September 2014

7 Serangan Ahok yang Bikin Lulung Geram

Jauh sebelum perseteruan soal sapi perah itu, Ahok dan Lulung memiliki riwayat panjang dalam hubungan politik mereka yang naik-turun.

Baca Selengkapnya

Ahok Dianggap Asyik, Asal Jangan Omong Jorok  

13 September 2014

Ahok Dianggap Asyik, Asal Jangan Omong Jorok  

Bekas Bupati Belitung Timur itu tak perlu bersantun-santun kepada elite politik demi kelancaran memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ahok Cuek Jika Tak Dilantik DPRD Jadi Gubernur

13 September 2014

Ahok Cuek Jika Tak Dilantik DPRD Jadi Gubernur

Ahok siap menjadi pelaksana tugas gubernur sampai akhir jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kata Lulung Soal Ahok Sebut DPRD Pemeras  

13 September 2014

Kata Lulung Soal Ahok Sebut DPRD Pemeras  

Ahok menganggap kepala daerah akan semata melayani anggota DPRD apabila dipilih oleh anggota Dewan.

Baca Selengkapnya

MK Kabulkan 21 Gugatan Sengketa Pemilu Legislatif

1 Juli 2014

MK Kabulkan 21 Gugatan Sengketa Pemilu Legislatif

Pembagian putusan Mahkamah ini juga terbagi menjadi dua kriteria, yaitu permintaan untuk melakukan penghitungan suara ulang dan penetapan suara.

Baca Selengkapnya

Waode Siap Minta Maaf Pada Marzuki

31 Mei 2011

Waode Siap Minta Maaf Pada Marzuki

Anggota Dewan, Waode Nurhayati mengaku belum ada panggilan pemeriksaan oleh Badan Kehormatan DPR.

Baca Selengkapnya