Ribuan buruh dari berbagai elemen buruh melakukan aksi peringatan Hari Buruh di kantor Gubernur Jawa Timur Surabaya (1/5). Mereka menuntut pemerintah merivisi sistem jaminan sosial tenaga kerja. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Mojokerto - Sejumlah aktivis buruh di Kabupaten Mojokerto tidak menyalurkan hak pilihnya atau golput dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur hari ini. "Daripada nyoblos, mending tidur," kata Ketua Umum Perempuan Mahardika Wilayah Jawa Timur, Iis Ratnawati, Kamis, 29 Agustus 2013.
Menurut Iis, alasan dia memilih golput karena selama ini pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, tidak maksimal dalam menyelesaikan sengketa buruh dan perusahaan. "Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski kita memilih enggak berdampak bagi buruh," kata bekas buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja ini.
Pilihan yang sama diambil Ketua Umum Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PPBI) Hari Tjahyono. Ia juga menyerukan agar buruh golput jika pemerintah daerah tidak berpihak kepada para pekerja. "Laporan dari serikat buruh banyak yang tidak ditindaklanjuti oleh Disnaker maupun penegak hukum," kata dia.
Anggota Komisi Bidang Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Mojokerto Agus Basuki mengimbau buruh di Mojokerto tetap menyalurkan hak pilihnya. "Golput itu hak mereka, tapi alangkah indahnya kalau tetap memilih," katanya. Di Kabupaten Mojokerto ada sekitar 600 perusahaan dengan jumlah buruh mencapai 50 ribu orang.