800 anggota pasukan Yonif Linud 431/Kostrad daerah operasi perbatasan RI - Papua Nugini mengikuti upacara penyambutan di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta, Makassar, Senin (6/8). Pasukan ini kembali setelah bertugas selama 12 bulan di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 200 pos satuan tugas pengamanan perbatasan dan pulau terluar di Tanah Air akan dipasangi televisi satelit. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan pemasangan televisi ini tidak akan berdampak negatif bagi kedisiplinan prajurit.
Menurut dia, setiap personel TNI di perbatasan bakal memanfaatkan layanan pemberian PT MNC Sky Vision itu dengan tepat. "Kedisiplinan personel tak akan terganggu gara-gara sering nonton televisi," kata Agus di kantornya seusai menandatangani nota kerja sama dengan Direktur Utama MNC Sky Vision Rudianto Tanoesoedibyo, Selasa, 27 Agustus 2013.
Dia memberikan contoh, setiap pos di perbatasan biasa diawaki oleh 20 personel TNI. Sesuai jadwal, enam personel akan berjaga, sisanya dalam posisi bersiap dan istirahat. "Jadi yang diperbolehkan nonton televisi yang stand by dan istirahat saja," kata dia. "Bagi yang jaga, ya, tidak boleh, aturannya biasa saja."
Agus mengaku kasihan jika tak ada hiburan seperti televisi di pos pengamanan perbatasan. Wilayah yang terpencil sudah pasti mengurung mereka dari fasilitas umum dan informasi. Posisi jauh dari keluarga dan tanggung jawab tugas yang tinggi semakin memperberat situasi. "Jadi dengan televisi ini semoga bisa memperingan tugas mereka selama enam bulan di perbatasan."
Agus juga berharap kehadiran televisi satelit ini bisa dinikmati masyarakat yang tinggal di sekitar pos pengamanan. Sebab, sama halnya dengan personel TNI, masyarakat di wilayah perbatasan juga hampir tak pernah mendapatkan informasi terkini yang terjadi di negeri ini. Selain itu, diharapkan hubungan personel TNI dan warga sekitar bisa semakin dekat.