TEMPO Interaktif, Jakarta: Raja Siregar menyambut baik pernyatan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar soal pencemaran di Teluk Buyat. Menurutnya, dari hasil penelitian tim teknis didapat data bahwa di empat sumur bor di Dusun Buyat Pante memiliki kadar arsen yang melebihi batas baku mutu yang disyaratkan. ?Dan air minum yang dikonsumsi masyarakat Buyat Pante itulah yang disuplai oleh Newmont melalui sumur bor,? kata Raja kepada Tempo, Senin (8/11). Pernyataan Raja itu mengomentari penjelasan Rachmat Witoelar bahwa ada pencemaran di Buyat. Hal itu, kata Rachmat dapat dilihat dari dua hal, pertama tentang kondisi air minum di kawasan Teluk Buyat yang telah tercemar. Kedua, kondisi sedimen yang tercemar. Dari kesimpulan tim teknis, kata Rachmat, ada ketentuan dari analisa mengenai dampak lingkungan yang tidak dipenuhi.. Raja yang menjadi peneliti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) termasuk anggota tim teknis penanganan kasus Buyat. Menurutnya, pencemaran di sedimen dinilai terkait erat dengan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat Buyat. ?Dari data ditemukan bahwa acceptable daily intake di tahun kelima sudah melebihi ambang batas, dan tercemar berat," ucapnya.Ia menjelaskan dengan rusaknya sedimen mengurangi populasi bentos plankton di perairan Teluk Buyat. ?Ada keterkaitan antara kondisi sedimen dengan biologi. Ini terlihat di zona fotik, yaitu masih terdapatnya daur rantai makanan,? tuturnya. Raja menyatakan dari index bentos terlihat hubungan yang signifikan dari sedimen yang mengandung arsen tinggi mengakibatkan rendahnya indeks diversitas (keragaman bentos). ?Sehingga masuk kategori tercemar berat,? tegasnya. Sementara di Teluk Totok, kata dia, kadar arsen terlihat sedikit di sedimen. Rr. Ariyani ? Tempo