Yogyakarta Lima Besar Terbaik Penyerapan APBN

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 26 Agustus 2013 20:03 WIB

Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Yogakarta- Daerah Istimewa Yogyakarta masuk lima besar terbaik nasional dalam penyerapan anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun ini. Daerah ini masuk lima besar karena Gubernur daerah ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X dianggap berhasil menerapkan sanksi dan penghargaan bagi pejabat satuan kerja perangkat daerah menyangkut penyerapan anggaran. Hal itu disampaikan Ketua Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran atau TEPPA, Kuntoro Mangkusubroto dalam rapat kerja evaluasi realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah di Gedung Agung atau Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin, 26 Agustus 2013.

Dia mengatakan DIY tahun ini masuk lima besar penyerapan anggaran bersama di antaranya Maluku dan Nusa Tenggara Timur. DIY dan Maluku menggeser daerah lain yang masuk peringkat lima besar tahun lalu pada periode yang sama. Pada 30 Juni 2012 peringkat lima besar penyerapan anggaran adalah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Gorontalo. Sedangkan, penyerapan anggaran paling rendah terjadi di DKI Jakarta, Papua, dan Aceh.

Selain daerah, TEPPA juga mengevaluasi penyerapan anggaran di kementerian, lembaga, dan lembaga non-kementerian. Lembaga yang dianggap baik dalam penyerapan anggaran adalah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan atau BPKP, Mahkamah Agung, Badan Pusat Statistik, dan Kementerian Sosial. Sedangkan, lembaga yang paling rendah dalam menyerap anggaran adalah Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang, Badan Pengembangan Wilayah Suramadu.

Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan atau BPKP sekaligus Wakil Ketua TEPPA, Mardiasmo mengatakan DIY berhasil melakukan pengawasan penyerapan anggaran lewat sistem reward and punishment terhadap satuan kerja perangkat daerah.

Menurut dia penyerapan anggaran di DIY memang tinggi, namun Teppa belum mengukur seberapa besar akuntabilitas dan efisiensi penyerapan anggaran di DIY. Lembaga ini akan mendalami akuntabilitas secara khusus. “Sulit mengatakan DIY sudah akuntabel atau belum. Kami akan dalami,” katanya.

TEPPA, kata dia mendorong gubernur berkoordinasi dengan wali kota dan bupati di daerah untuk menghindari penumpukan anggaran pada triwulan keempat. Gubernur hendaknya memastikan penetapan Peraturan Daerah tentang APBD tepat waktu. Teppa juga memberi catatan khusus terhadap proyek infrastruktur di daerah yang tidak tepat waktu. Contohnya pembangunan pintu air di Kalimantan Barat, ruas jalan di Nusa Tenggara Barat, dan ruas jalan tol di Jawa Tengah. “ Pembangunana infrstruktur berpotensi tidak selesai akhir tahun. Tidak mungkin selesaikan pada satu triwulan,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

6 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

6 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

6 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

7 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya