Lulung: Saya Menang, Ucu Menganggur  

Reporter

Jumat, 23 Agustus 2013 12:13 WIB

Lulung Lunggana. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pertarungan dua jawara, Lulung vs Ucu, untuk merebut Pasar Tanah Abang berlangsung sengit. Lewat tender mereka saling menjatuhkan. Ucu (M Yusuf bin Muhi) akhirnya tersingkir. Lulung keluar sebagai pemenang untuk mengelola keamanan, parkir, dan kebersihan di Pasar Tanah Abang.

Sejumlah pejabat disebut-sebut ikut berperan dalam upaya menjatuhbangunkan kekuasaan kedua jawara itu. “Saya lawan Sutiyoso,” kata Abraham Lunggana (Lulung) kepada Tempo di kantornya di lantai 9 gedung baru DPRD DKI Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2013. Berikut petikan wawancaranya.


Bagaimana hubungan kerja Anda dengan Ucu? Kabarnya Anda menyetor tiap bulan ke Ucu?

Karena saya kalah tender. Berbeda ya… Saya kan mengenyam bangku akademis. Tahun 2004 selesai. Saya sekolahkan adik-adik dulu sampai sarjana. Adik-adik dulu sarjana baru saya (tertawa). Saya bisa sarjana dulu, tapi frame saya sudah duit, cari uang. Sekarang saya kasih tahu, Ucu pernah mengalahkan saya dalam tender.


Tender apa?

Gara-gara saya buat perusahaan, semua jadi ikut-ikutan (buat perusahaan). Enggak apa-apa, dong. Lebih maju berarti, kan? Satu saat yang tadi badan jalan yang jadi kaki lima ditertibkan, terus dikurung dengan seng. Blok B mau dirubuhkan untuk jadi penampungan. Saya marah. Saya lawan Sutiyoso, sampai dia mau lengser, sampai dia mau udahan. Lalu saya dipanggil oleh abang saya, Arianto Bazuri. “Pak Haji," katanya. Dia (Arianto Bazuri) guru saya. “Pak Sutiyoso kasih tahu saya, kamu (Lulung) mau di belakang saya atau mau berhadapan dengan saya." Ini soal Blok B. Ini kan diskriminasi. Blok A belum selesai habis terbakar, Blok B mau dirubuhkan. Jangan dong, kasihan. Saya bela pedagang. Saya bentuk kekuatan sampai menang. Tapi saya sudah pegang duluan, sudah kelola. Transformasi paradigma itu dari ente. PD Pasar Jaya yang mengelola, kasih dong potensi masyarakat. Ini saya punya konsep namanya investasi lingkungan. Coba presentasi. Saya presentasi lah bahwa pensinergian antara sentra ekonomi dan lingkungan harus kawin, saling dukung. Buktinya 1998 Tanah Abang tidak dibakar karena sudah ada konsep itu. Semua menjaganya. Walaupun mereka sudah lewat-lewat situ, enggak dibakar. Amin, alhamdulilah.


Bagaimana kelanjutannya?

Ketika saya tidak bantu Pemda, saya bantu pedagang, saya digusur oleh Pak Sutiyoso lewat si Prabowo, Direktur PD Pasar Jaya. Saya tidak diperpanjang. Dihadiahi, tanpa berjuang, Ucu dan Anang. Anang di Blok F1 dan F2, Bang Ucu di Blok B. Saya tetap di Blok A karena om saya, abang saya Djan Faridz (PT Primanaya Djan Internasional, pengelola Blok A Tanah Abang) mengatakan, "Sudahlah situ saja, makan. Anak buah lu di sini semua. Sudah diam saja.” Kebanyakan yang saya bina itu anak-anak yatim.


Apa yang Anda kelola di sana?

Mengelola keamanan. Outsourcing. Ini resmi.


Advertising
Advertising

Bagaimana kemudian dengan Bang Ucu?

Dua tahun kemudian Pemda kalah. Tetap revitalisasi. Blok A sudah jadi. Di Blok B dipindahkan dengan ikhlas oleh Bang Djan Faridz. “Udah gue kasih gratis dua tahun, yang di Blok A masuk, masuk semua." Pak Sutiyoso kasihan pada Faridz. Diberikanlah kebaikan itu. Bang Ucu menganggur. Resmi semua. Cuma bedanya saya berjuang, mereka dihadiahi. Sama nih modelnya dengan sekarang. Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) sudah merangkul dia (Ucu). Anak Tanah Abang diadu lagi. Bang Ucu pindah ke F1 dan F2 gantikan Anang. Resah PD Pasar Jaya. Disuruh tender lagi, menanglah saya. Akhirnya saya samperin (Ucu) ke Bogor. "Bang, sekarang saya sudah menang. Abang berapa duit dapat dari perusahaan?" “Dapat 5 juta.” Ya sudah, Rp 5 juta itu enggak hilang hak Abang. Saya kasih. Bang, ini ya. Sudah, Abang jangan bikin apa-apa. Jadi, kalau misalnya perlu duit beritahu saja. Sebulan ada satu-tiga kali (mengirim uang).


Jadi, bukan lebih dari Rp 5 juta?

Lebih. Kenapa begitu? Itu orang tua. Enggak mengerti apa-apa. Tidak punya pekerjaan. Makanya sekarang kalau dia dipakai sama pemerintah, dia kagak tahu mau lawan si Lulung, mau siapa di situ. Pokoknya gue tolak pinggang, dah.


Apa konsep Anda untuk menata kembali pasar Tanah Abang?

Untuk penataan Pasar Tanah Abang ada beberapa faktor. Tagline atau konsepnya itu pemerintah harus serius. Kok, tidak selesai-selesai sih. Jangan saling menyalahkan. Kami banyak berharap antara pemerintah daerah dan DPRD serius bekerja melakukan penataan di mana saja, khususnya menjadi master plan adalah di Tanah Abang. Faktor sosial, masih banyak penganguran, pekerja seks di situ. Faktor sarana dan prasarana. Pemerintah harus fair sentra ekonomi yang terbesar di Asia Tenggara yang kemudian dikenal sampai Eropa, tapi tidak ada terminal. Padahal, lahan untuk terminal sekarang jadi Blok G. Dulu pasar pisang yang kemudian digusur untuk jadi terminal. Kedua, ketertiban dan keamanan soal PKL dan parkir liar harus diawasi. Harus dibuat lagi parkir setelah terminal. Ada satu lagi yang lebih penting, yaitu soal ekonomi. Jangan dibiarkan pedagang begitu saja. PAD-nya bocor kemana-mana dan di tenda itu jangan one man one show, cincai cincai. Harus ada pengawasan. PAD Tanah Abang tidak kalah sama dengan pajak kendaraan. Jumlah pedagang 15 ribu, dagangannya grosir termasuk PKL.























Berita terkait

Little Bangkok Pasar Tanah Abang Ramai Pengunjung

26 hari lalu

Little Bangkok Pasar Tanah Abang Ramai Pengunjung

Suasana Pasar Tanah Abang mulai padat pengunjung menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.

Baca Selengkapnya

Zulhas Klaim Kondisi Ekonomi Pasar Tanah Abang di Atas Rata-rata, Pengamat: Musiman Menjelang Ramadan

47 hari lalu

Zulhas Klaim Kondisi Ekonomi Pasar Tanah Abang di Atas Rata-rata, Pengamat: Musiman Menjelang Ramadan

Ekonom Celios tanggapi klaim Mendag Zulkifli Hasan atau Zulhas tentang geliat ekonomi Pasar Tanah Abang yang melebihi rata-rata.

Baca Selengkapnya

Sejarah Pasar Tanah Abang dan Berapa Rata-rata Omset Harian Pedagang Pakaian

48 hari lalu

Sejarah Pasar Tanah Abang dan Berapa Rata-rata Omset Harian Pedagang Pakaian

Pasar Tanah Abang pertama kali didirikan oleh Yustinus Vinck pada 1735.

Baca Selengkapnya

Pasar Tanah Abang di Awal Puasa Ramadan Ramai Pengunjung

51 hari lalu

Pasar Tanah Abang di Awal Puasa Ramadan Ramai Pengunjung

Pasar Tanah Abang di awal Ramadan ramai pengunjung. Namun, tak semua pemilik toko kebanjiran pembeli.

Baca Selengkapnya

Little Bangkok Tanah Abang Jadi Destinasi Belanja Baru, Pedagang Raup Omzet Hingga Rp 20 Juta

18 Januari 2024

Little Bangkok Tanah Abang Jadi Destinasi Belanja Baru, Pedagang Raup Omzet Hingga Rp 20 Juta

Pedagang di Little Bangkok Tanah Abang senang karena mendapatkan pelanggan baru yang membeli produknya secara eceran.

Baca Selengkapnya

Pedagang Pasar Glodok Curhat: Sudah Tambah Sepi, ke Toilet Pun Bayar

10 November 2023

Pedagang Pasar Glodok Curhat: Sudah Tambah Sepi, ke Toilet Pun Bayar

Sejumlah pedagang yang menyewa kios di Pasar Glodok, Jakarta Barat, mengeluhkan fasilitas yang disediakan oleh pengelola.

Baca Selengkapnya

Sunyi Senyap di Pasar Glodok, Pedagang Acong: Kami Mati Aja Udah

10 November 2023

Sunyi Senyap di Pasar Glodok, Pedagang Acong: Kami Mati Aja Udah

Pedagang Pasar Glodok mengatakan distributor kini menjual barang langsung ke konsumen lewat online shop dengan harga murah.

Baca Selengkapnya

Kata Mereka yang Setia Datang dan Belanja di Pasar Tanah Abang

30 Oktober 2023

Kata Mereka yang Setia Datang dan Belanja di Pasar Tanah Abang

Karena tidak seramai dulu, kalaupun ada gerak-gerik mencurigakan pelaku kriminal di Pasar Tanah Abang jadi lebih mudah mereka awasi.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Pasar Kembali Ramai, Pedagang Senyum

16 Oktober 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Pasar Kembali Ramai, Pedagang Senyum

Kembali Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Zulkifli Hasan: Pasar Kembali Ramai, Pedagang Senyum

Baca Selengkapnya

Usai Pelarangan TikTok Shop Pasar Tanah Abang Mulai Ramai Lagi

15 Oktober 2023

Usai Pelarangan TikTok Shop Pasar Tanah Abang Mulai Ramai Lagi

Usai pelarangan TikTok Shop, situasi Pasar Tanah Abang mulai ramai kembali. Sejumlah pedagang masih mengeluh sepi pembeli.

Baca Selengkapnya