Ngurah Agung, Memulihkan Keretakan Hindu-Muslim

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 19:10 WIB

Anak Agung Ngurah Agung ketua Perhimpunan Hindu-Muslim Bali. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan heran bila mendengar salawat yang terdengar dari Puri Gerenceng-Pemecutan, Jalan Diponegoro, Denpasar, dan bukannya doa-doa pemujaan Hindu. Seperti pada Selasa sore pertengahan Juli 2013, saat Tempo berkunjung ke sana. Ratusan anggota jemaah di dalam puri terlihat khusyuk mendaras doa dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW tersebut. Mereka memenuhi halaman dan pendopo hingga penuh sesak.

Hari itu, sang tuan rumah, Anak Agung Ngurah Agung, memang tengah menyelenggarakan acara buka puasa bersama komunitas muslim Kota Denpasar. Tak kurang ada delapan ratus orang yang datang. Mereka bersantap hidangan buka, untuk selanjutnya salat magrib di tempat yang sama.

Bagi Ngurah Agung, kegiatan ini bukan baru pertama kali ia gelar. Pada tahun-tahun sebelumnya, ia juga mengadakan acara serupa. Hal ini dia lakukan sebagai bagian dari ikhtiarnya menjaga hubungan baik antar-umat beragama di Pulau Dewata itu. Tak hanya mengundang untuk acara buka puasa bersama, dia juga kerap hadir dalam kegiatan-kegiatan Islami. Sebaliknya, Ketua Perhimpunan Muslim-Hindu Bali ini sering melibatkan tokoh muslim dalam kegiatan-kegiatan Hindu. Ngurah Agung bahkan beberapa kali memberi tausiah. “Saya juga bisa berzikir, lho,” kata dia seraya melantunkannya kepada Tempo.

Ketika bom Bali mengoyak ketenangan Bali dan memercikkan ketegangan antara umat Islam dan umat Hindu, ia membentuk Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PMHB). Bom yang diledakkan para teroris dan mengatasnamakan agama itu juga bagai menyulut sekam antara pemeluk Hindu dan pemeluk Islam yang semula harmonis. Dalam tragedi ini, tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka. Korban yang jatuh tak hanya dari kalangan wisatawan asing, tapi juga warga setempat. Kehidupan ekonomi dan pariwisata Bali lumpuh.

Retaknya hubungan umat Islam dengan umat Hindu Bali setelah pengeboman tersebut, menurut pengamat sosial Agung Putri, lantaran faktor ambruknya kehidupan ekonomi Bali. Pariwisata lumpuh karena cap teror dan tidak aman yang menempel pada Bali. “Kebetulan pelaku bom Bali adalah muslim, sehingga muncul sentimen anti-Islam.”

Seiring dengan pulihnya kehidupan ekonomi Bali sekitar 2009, sentimen atas agama Islam mulai pupus. Konflik-konflik yang tersisa antara warga muslim dan umat Hindu Bali saat ini kebanyakan masalah kawin campur dan motif ekonomi, serta tawuran anak muda yang dibengkokkan menjadi sentimen agama. (Baca: Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia)

NIEKE INDRIETTA



Berita Terkait:
Syiah, Ahmadiyah, dan NU Hidup Damai di Wonosobo
Bupati Kholiq, Perekat Syiah, Ahmadiyah, Minoritas
Lian Gogali, Si Kristen Kawan Kombatan Muslim
Lian Gogali Ubah Trauma Jadi Agen Perdamaian
Tuan Guru Subki Lulusan Arab Saudi
Subki Sasaki Tak Takut Bela Ahmadiyah

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

32 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

48 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya