Bela Syiah-Ahmadiyah, Ini Tantangan Bupati Kholiq

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 17:48 WIB

Bupati Wonosobo Kholiq Arif. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga keamanan penganut Syiah dan Ahmadiyah di Wonosobo, Bupati Kholiq Arif tahu langkahnya berbenturan dengan Majelis Ulama Indonesia. Lembaga itu memberi cap sesat terhadap kelompok-kelompok itu. Sikap Bupati Kholiq juga bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, yang mengatur masalah keagamaan kelompok minoritas. (Baca: Bupati Kholiq, Perekat Syiah, Ahmadiyah, Minoritas)

Ia mengaku siap menghadapi risiko karena bertentangan dengan MUI dan SKB Tiga Menteri. “Masalah MUI itu urusan MUI, saya urusan sendiri. Saya menjawab masalah rumah tangga Wonosobo, yakni harmonisasi sosial, dan ini adalah instruksi dari Bapak Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono),” ujarnya kepada Tempo setelah memberikan presentasi di kampus Universitas Indonesia, Depok, 18 Juli lalu.

Di wilayah kaki pegunungan Sindoro dan Sumbing itu, ada 6.000 jiwa anggota jemaah Ahmadiyah, 200 anggota jemaah Alif Rebo Wage (Aboge), dan sekitar 250 penganut Syiah. (Baca: Syiah, Ahmadiyah, dan NU Hidup Damai di Wonosobo)

Pria kelahiran Wonosobo, 16 September 1968 ini mengaku sedang menyiapkan peraturan daerah yang mengatur kehidupan beragama di kabupaten berpenduduk 771 ribu jiwa itu. Perda ini mengatur setidaknya 18 bidang yang mendukung kerukunan umat beragama.

Rancangan perda itu akan dibahas bersama kelompok dan pemangku kepentingan. Jika nantinya perda bertentangan dengan SKB Tiga Menteri, Kholiq berharap ada aturan hukum yang lebih tinggi, misalnya dalam bentuk undang-undang yang akan mengaturnya. “Saya dipecat pun tidak ada urusan,” katanya.

Mantan wartawan Jawa Pos yang menjadi bupati sejak 2005 itu terus menyerukan persamaan hak bagi seluruh warga. Itu sebabnya, warga Ahmadiyah yang tersebar di sembilan dari 15 kecamatan bisa hidup tenang. Begitu juga kelompok minoritas lainnya. (Baca: Cara Bupati Wonosobo Kholiq Redam Konflik Agama)

Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia atau Lesbumi, Haqqi El-Anshary, mengatakan anak-anak Nahdlatul Ulama tidak hanya dekat dengan kalangan minoritas, tapi juga bersahabat dengan korban tragedi 1965. Mereka tergabung dalam Paguyuban Korban Orde Baru (Pakorba). Selain itu, pemuda NU juga merangkul kelompok waria. (Baca: Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia dan Begini Cara Lima Tokoh Perekat Republik Dipilih)

SHINTA MAHARANI dan SUNUDYANTORO | ILHAM TIRTA | ABDUL MALIK



Berita Lainnya:
Subki Sasaki Tak Takut Bela Ahmadiyah
Subki Sasaki, Tuan Guru Oasis Minoritas
Begini Lian Gogali Meredam Konflik Agama di Poso
Begini Cara Lima Tokoh Perekat Republik Dipilih
Lian Gogali, Perempuan di Garis Depan Poso
Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

32 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

48 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya