Seorang siswi menangis dan berteriak untuk melepaskan tekanan saat mengikuti terapi massal yang diselengarakan oleh LPT YAI, di SMA Diponegoro 1, Rawamangun, Jakarta, Rabu (10/4). Terapi massal yang diikuti oleh siswa-siswi tersebut bertujuan untuk menghilangkan stres dan membuat mereka lebih nyaman menghadapi Ujian Nasional yang akan diselenggarakan Senin mendatang. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Palembang - Rencana penyelenggaraan tes keperawanan oleh Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, ditentang keras oleh berbagai pihak.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumatera Selatan termasuk yang menyuarakan ketidaksetujuan. "Saya ragu tes macam itu bisa mencegah pergaulan bebas remaja," kata Yuswar Hidayatullah, Ketua Fraksi PKS DPRD Sumatera Selatan, Rabu, 21 Agustus 2013.
Yuswar meminta sekolah mengedepankan pembinaan mental dan ahlak ketimbang menghabiskan energi dan anggaran untuk menyelenggarakan tes keperawanan. "Harus ada pendidikan untuk mengajarkan nilai-nilai sebagai orang timur dan orang beragama," katanya panjang lebar.
Selain itu, Yuswar menghimbau pihak sekolah aktif mendidik siswa agar memahami batas kewajaran dalam pergaulan antara siswa laki-laki dan perempuan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih HM Rasyid mengaku sedang menganggarkan tes keperawanan untuk calon siswi SMA dan sederajat di kotanya. Rencana pemeriksaan kegadisan ini dinilai perlu untuk mencegah makin banyaknya anak SMA menjadi pekerja seks komersial di sana.
Prediksi BMKG, Provinsi Sumsel 30 Hari Tanpa Hujan
26 Oktober 2019
Prediksi BMKG, Provinsi Sumsel 30 Hari Tanpa Hujan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Konferensi pers dengan awak media terkait perubahan iklim yang terjadi serta penanggulangan bencana karhutlah di Provinsi Sumsel.