Begini Lian Gogali Meredam Konflik Agama di Poso

Selasa, 20 Agustus 2013 21:08 WIB

Pendiri sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Lian Gogali saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Madale, Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Poso - Mewujudkan perdamaian antara Muslim-Kristen di Poso tak semudah membalikkan telapak tangan. Lian Gogali, perempuan 35 tahun ini mendirikan Sekolah Perempuan Mosintuwu untuk merekatkan kembali hubungan Muslim-Kristen.

Kenapa mendirikan sekolah perempuan? Menurut Lian, kebanyakan lembaga yang berperan menjembatani perdamaian hanya sementara dan menempatkan perempuan hanya sebagai korban. Bukan agen perdamaian. "Mereka (perempuan) adalah penjaga kehidupan saat laki-laki sibuk membangun strategi perang," Lian menjelaskan.

Tantangan yang dihadapi Lian Gogali datang dan pergi. Wanita satu anak ini sempat kebingungan mempertemukan para ibu yang masih bernoda trauma. Sebagian menolak berada dalam satu ruangan bersama dengan mereka yang berbeda agama.

Lian pun membuat delapan “mata pelajaran” di Sekolah Perempuan itu. Semuanya dititikberatkan pada agama, toleransi, dan perdamaian. Pelajaran tak hanya dipraktekkan di kelas, tapi juga dengan berkunjung ke masjid dan ke gereja.

Dalam sebuah video terlihat bahwa seorang ibu bertanya kepada ustad tentang makanan dalam pesta pernikahan umat Kristen yang tak boleh dimakan umat Islam. Sang ustad menjelaskan, tak jadi masalah menyantap makanan pemberian kaum Nasrani sepanjang halal.

Ada lagi, seorang ibu berkerudung bertanya kepada pemimpin gereja soal konsep Trinitas atau Tuhan, yang seolah-olah tidak satu. “Kami ingin mengurai kesalahan penafsiran yang terjadi selama ini bahwa Islam seolah-olah mengajarkan membunuh, dan orang Kristen punya tiga Tuhan,” kata Lian.

Melalui sekolah itulah para ibu mulai menjadi agen pencegah konflik. Jika ada isu yang menjurus pada kerusuhan, mereka segera berkomunikasi melalui telepon. “Kalau sudah mulai orang berkumpul, saya sampaikan itu hanya isu,” kata Asni Yati Hamidi, 32 tahun, pemeluk Islam dari DesaTangkura, Poso Pesisir Selatan.

Bukan tanpa tantangan Lian mewujudkan impiannya melihat perdamaian. Dalam membangun Mosintuwu, Lian sempat dihadang banyak masalah. Misalnya, pernah didatangi para pria yang mengaku sebagai suami dari wanita yang aktif di Sekolah Perempuan. Mereka ada yang mengancam akan menceraikan istrinya.

Namun keuletannya membuat perempuan kelahiran 24 April 1978 ini menuai pujian dari banyak tokoh di Poso. Salah satunya, Abdul Kadir Abdjul, Wakil Ketua Himpunan Pemuda Alkhairaat Kabupaten Poso. “Dia istikamah dengan kegiatannya,” kata Abdul Kadir.

STEFANUS TEGUH EDI PRAMONO

Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat

Berita terpopuler:
Lulung: Ahok Bukan Negarawan
Tes Keperawanan Siswa SMA di Prabumulih Diprotes
Rudi Rubiandini Diduga Bagian Jejaring Makelar
Pidato SBY Dinilai 'Menjerumuskan' IHSG
KPK Minta Rudi Blakblakan Soal Suap SKK Migas

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

26 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

42 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya