17 Agustus, Semeru Didatangi Ribuan Pendaki

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Jumat, 16 Agustus 2013 12:05 WIB

Gunung Semeru. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 3.050 orang pendaki mendatangi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sehari menjelang peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Sebanyak 2.513 orang mendaki hingga ke puncak.

Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari menginformasikan, sebanyak 2.513 orang pengunjung kini sedang berusaha mencapai Mahameru, puncak Gunung Semeru. Sebagian berkemah di Ranu Kumbolo dan Kalimati. Dari 2.513 pengunjung, empat orang di antaranya pendaki asing.

"Mayoritas ingin naik hingga ke puncak untuk ikut upacara Hari Kemerdekaan besok. Namun, upacara bendera besok diadakan hanya di Kalimati," kata Ayu pada Jumat pagi, 16 Agustus 2013.

Semula TNBTS membatasi kuota pendaki sebanyak 1.500 orang. Namun, karena jumlah pengunjung melonjak di luar dugaan dan kebanyakan berasal dari luar Malang, akhirnya TNBTS mengalah dengan mengizinkan mereka masuk. Sebagian dari pengunjung batal naik dan mengalihkan pendakian ke gunung lain, seperti Gunung Arjuno dan Gunung Penanggungan.

Mengingat puncak Semeru yang tidak luas, TNBTS tetap melarang pendaki naik ke puncak untuk merima seribuan pendaki. Puncak hanya sanggup menampung 50-60 orang dengan waktu terbatas hingga pukul 09.00 pagi.

"Biasanya, mulai pukul 9 pagi dan seterusnya aktivitas vulkanik Semeru meningkat. Semburan material vulkanik, seperti debu dan bebatuan, biasanya intensif berlangsung per 15 menit sekali, tapi sekarang antara 8-9 menit. Lontaran material vulkanik ini sangat membahayakan pendaki di puncak," kata Ayu.

Dalam pengamatan Tempo yang telah dua kali melakukan pendakian, para pendaki terbiasa melanjutkan dari Kalimati ke puncak pada malam hari, atau sebagian langsung berkemah di Arcopudo, pos di atas Kalimati yang paling dekat dengan puncak.

"Sudah dari dulu dilarang, tapi tetap saja ada yang membandel untuk naik. Para pendaki itu baru patuh bila larangannya karena kondisi Semeru memang sedang sangat tidak stabil. Kami melarang, tapi kami tak bisa mengawasi ribuan orang yang datang karena jumlah personel kami sangat sedikit," ujar Ayu.

Para pendaki diawasi 30 petugas TNBTS yang tersebar di Pos Ranupani (pos pertama atau pos pendaftaran pengunjung), Ranu Kumbolo, dan Kalimati. Petugas TNBTS dibantu sekitar 10 personel dari kepolisian dan TNI, serta petugas medis Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, ditambah sekitar 40 anggota pecinta alam.

Namun, tidak semua pendaki ingin mengikuti upacara bendera 17 Agustus. Rudin dan sembilan temannya sengaja datang dari Denpasar, Bali, empat hari sebelumnya untuk bisa mendaki Semeru tanpa harus repot-repot bersaing dengan ribuan pendaki lainnya. Sebelum ke Semeru, mereka lebih dulu menaiki Gunung Agung.

ABDI PURNOMO

Berita Lain:
Felix Siauw: Islam Tidak Melarang Wanita Mandiri

Perempuan dalam Pandangan Quraish Shihab

Pernikahan Bella Saphira Adalah yang Terbaik

Michael Mann Pilih Jakarta, Referensi Mari Pangestu

Berita terkait

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.

Baca Selengkapnya

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.

Baca Selengkapnya

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.

Baca Selengkapnya

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.

Baca Selengkapnya