Dahlan: Jasa Raharja Stop Insentif untuk Polisi

Reporter

Kamis, 15 Agustus 2013 13:26 WIB

Terdakwa Inspektur Jenderal Djoko Susilo (kiri) didampingi kuasa hukumnya Juniver Girsang. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memastikan bahwa PT Jasa Raharja (persero) telah menghentikan insentif sebesar Rp 50 juta untuk Korps Lalu Lintas Kepolisian RI sejak 2012. "Dulu ada kesepakatan dana itu untuk operasional polisi, tapi distop sejak pertengahan tahun lalu," kata dia seusai menggelar rapat di kantor PT Pelindo II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 15 Agustus 2013.

Dahlan mengatakan dana tersebut ditujukan untuk institusi Korlantas, bukan individu tertentu atau pimpinan. Namun Korlantas tidak membuka rekening lembaga untuk menampung transfer insentif tersebut. Pemerintah yang enggan menyalurkan dana pada rekening individu lantas menghentikan program insentif tersebut. "Jasa Raharja juga enggan menyalurkan dana ke rekening pribadi," ujarnya.

Saat ditanya mengenai dana yang telanjur masuk kantong individu, Dahlan enggan berkomentar banyak. "Biar hukum saja yang menilai," katanya.

Sebelumnya, saat menjalani sidang sebagai terdakwa dalam kasus korupsi dan pencucian uang proyek alat uji surat izin mengemudi (SIM) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Selasa, 13 Agustus 2013, mantan Kepala Korlantas Djoko Susilo mengaku menerima uang bulanan Rp 50 juta dari PT Jasa Raharja. Dia menganggap uang tersebut sebagai insentif Kepala Korlantas pada 2009-2010.

Argumentasi tersebut diutarakan Djoko demi membuktikan bahwa uang yang diterimanya tidak berasal dari kasus korupsi proyek simulator SIM, yang menelan dana Rp 196 miliar. Bekas Gubernur Akademi Polisi ini mengatakan terakhir menerima uang dari Jasa Raharja pada September 2010. Adapun total insentif yang diterima Joko selama bertugas di Korlantas mencapai Rp 1,05 miliar. "Jasa Raharja memberi insentif pada pejabat, mulai dari kepala satuan lalu lintas di kepolisian resor," kata dia.

ANANDA PUTRI




Terpopuler
Suap untuk Rudi Rubiandini Terkait Tender Minyak
Malu Tidak? Istri Rudi Rubiandini Menangis
Widjojanto: Kasus Rudi Terbesar dalam Sejarah KPK
Rudi Rubiandini Dibicarakan di Milis Alumni ITB
Jokowi Datangi Tanah Abang Lagi: `Satu-satu Dulu`
Rudi Rubiandini Ditangkap, Keluarga Rapat Mendadak





Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

20 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

21 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya