Sandi 'Engkong di Lembang' dalam Suap Daging PKS  

Reporter

Selasa, 30 Juli 2013 11:27 WIB

Terdakwa kasus pengurusan kuota suap daging impor Ahmad Fathanah saat duduk dibangku untuk menjalani sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, (24/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman menggunakan berbagai kode saat membahas penambahan kuota impor daging sapi dengan Komisaris Utama PT Radina Bio Adicita, Elda Devianne Adiningrat. Dalam rekaman percakapan telepon yang diputar oleh jaksa KPK dalam persidangan terdakwa Ahmad Fathanah, Senin, 29 Juli 2013, terungkap bahwa salah satu kode yang dipakai oleh mereka adalah Engkong.

Sandi Engkong ini disebut oleh Elda saat Elizabeth menanyakan siapa orang di balik urusan penambahan kuota impor daging sapi. "Sampai bilangin saja, it is so so, begitu gila bahwa kita bisa tambahan saja 5.000 itu untuk air float tidak dikasih. Kasihan banget. Bayangin aja, it is it is too bad, actually terlalu gamblang. Who is behind them, right Sist?" katanya.

Elda menjawab bahwa orang itu adalah Engkong. "Engkong, Engkong," ujarnya saat menjadi saksi untuk Fathanah.

Elizabeth awalnya tak paham siapa Engkong yang dimaksud. Elda kemudian memberikan kata kunci dengan menjelaskan tempat tinggal Engkong tersebut. " Ustad il.. yang di Lembang, yang di Lembang," ujarnya.

Setelah tahu bahwa Engkong itu masih bingung dengan urusan penambahan kuota yang diajukan perusahaannya, Elizabeth meminta agar Elda menyerahkan surat kepadanya. Surat itu sama dengan yang diserahkan kepada Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS, dan Menteri Pertanian Suswono, yang juga kader PKS. "Engkong tidak akan confuse kalau dikasih itu surat," ujarnya.

Tapi Elda mengatakan bukan hanya itu permasalahannya. Menurut dia, Engkong mengatakan ada masalah yang perlu dikonfirmasi oleh Elizabeth. "Coba konfirmasi dulu, deh, dia bilang gitu," katanya.

Elda lalu mengajak Elizabeth agar bertemu dengan anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk mengklarifikasi permasalahan itu. Namun Elizabeth menolak. Dia berpendapat semua permasalahan tersebut bisa dijawab lewat surat. "He can read it. I don't need to clarify," katanya. (Baca: Hilmi Akui Kenal Ahmad Fathanah)

Saat ditanya oleh jaksa Muhibuddin, Elizabeth mengaku tak tahu siapa Engkong yang dimaksud. "Saya jujur tidak tahu siapa itu Engkong. Walau dikatakan sama Elda dikaitkan sama Lembang," katanya.

Dia juga menyatakan tak mengerti hubungan Ridwan dengan Engkong itu. "Tidak tahu," ujarnya. (Baca: Misteri 'Engkong' dalam Kasus Suap Impor Daging)

NUR ALFIYAH

Topik Terpanas:

Anggita Sari
| Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014

Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat

Berita terkait

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

2 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

6 jam lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

11 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

11 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

12 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

13 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

16 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

21 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya