Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Tanggerang. TEMPO/ Novi Kartika
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pengembangan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Yudhi Sari, menyatakan bahwa Indonesia kekurangan teknisi pesawat. "Dari kebutuhan atas 4.700 teknisi, Indonesia baru punya 20 persennya," katanya di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan, Senin, 29 Juli 2013.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, mengatakan Indonesia masih kekurangan sekitar 500 pilot lagi. Sekolah pilot saat ini baru bisa mencetak 300-400 lulusan per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pilot, pemerintah akan membuka program pendidikan pilot di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP). Akademi itu akan dibuka di Surabaya, Medan, dan Makassar.
Pengembangan sekolah pilot itu diharapkan mampu meningkatkan jumlah lulusan per tahun secara bertahap. Kementerian Perhubungan juga bekerja sama dengan sekolah penerbangan swasta untuk mengurangi alokasi waktu mata pelajaran umum. "Jadi, dalam sembilan bulan, siswa lulusan S-1 bisa belajar teknik penerbangan dan lulus," ujarnya.