TEMPO.CO, Bandung -Melonjaknya harga daging sapi di pasaran sejak awal bulan lalu, membuat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan merasa cemas. Pria yang biasa disapa Aher ini mengatakan daging sapi merupakan salah satu bahan pangan pokok yang sulit untuk digantikan.

"Kalau harga cabai naik kita masih bisa ganti dengan yang lain, tapi kalau harga daging sapi mahal itu bahaya," ujar Heryawan saat mengisi sambutan di acara Safari Ramadhan Menteri Perindustrian di Luxury Hotel, Bandung, Sabtu, 13 Juli 2013.

Menurutnya kandungan gizi yang terdapat dalam daging sapi sangat dibutuhkan bagi kecerdasan anak-anak. Untuk itu, ia mengatakan harga bahan pangan yang mengandung protein hewani harus terus stabil, agar masyarakat Indonesia memiliki asupan gizi yang baik.

"Masa depan kita akan terancam, apabila anak-anak kita sekarang tidak cukup asupan gizi hewani," kata Heryawan.

Harga daging sapi sendiri telah mengalami kenaikan sejak awal bulan lalu bersamaan dengan 6 bahan pangan pokok lainnya. Di beberapa daerah harga daging sapi menembus angkaRp.70.000- Rp.100.000. Pemerintah pun telah melakukan cara guna menstabilkan kembali harga daging sapi, salah satuya dengan mengimpor daging sapi beku dari Australia. Namun, beberapa pihak menuding realisasi impor tersebut terlambat.

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Mohammad Suleman Hidayat, mengatakan harga bahan pangan pokok dapat kembali stabil hingga lebaran dan paska lebaran nanti. Ia mengatakan kini pemerintah telah melukakan upaya untuk menstabilkan harga-harga bahan pangan pokok. "Secara bertahap hingga lebaran semua bisa diatasi," ucapnya.

Selain itu, ia mengatakan, Rabu ini (17 Juli 2013), daging sapi beku dari Australia sebanyak 3000 ton akan mendarat di Indonesia. ia menambahkan pasokan daging impor tersebut termasuk dari 30.000 ton daging sapi yang telah masuk ke Indonesia.

IQBAL TAWAKAL