Gus Dur Kecam Sikap Diskriminatif Jusuf Kalla

Reporter

Editor

Selasa, 19 Oktober 2004 19:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan presiden Abdurrahman Wahid mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus memperingatkan Jusuf Kalla. Hal ini berkaitan dengan pernyataan yang bersifat diskriminatif dari Jusuf Kalla dalam harian Sinar Harapan edisi 12 Oktober 2004. ?Dari dulu Jusuf Kalla pandangannya dikemukakan tanpa melihat sebab akibatnya,? ujar Gus Dur dalam pertemuannya dengan masyarakat Tionghoa di kantor PBNU, Selasa (19/10). Ia meminta SBY agar berbicara ke Kalla berkaitan dengan pernyataannya tersebut. ?Saya akan menentang diskriminasi,? katanya. Karena menurutnya, bukan begitu caranya bersaing. Saat ini, ia berpandangan Indonesia sedang dikuasai oleh orang Islam garis kanan. Bila pernyataan Jusuf Kalla itu benar, maka kondisi Indonesia berada pada saat yang tidak menggembirakan. Gus Dur juga mengatakan bahwa ungkapan tersebut hanya pendapat pribadi Jusuf Kalla. Sedangkan SBY, katanya, tidak berpikiran seperti itu. ?SBY tidak begitu. Pernyataan-pernyataannya saya tahu persis,? ujarnya. Sebagai TNI, ia akan terikat pada UUD 1945 sampai mati. Ia juga meminta agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi dikemudian hari, karena keadaan seperti ini menimbulkan rasa tidak aman.Sementara itu, mantan sekjen Indonesia Chinese Asociation, Michael Utama, menghimbau agar kelompok Tionghoa tetap membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi. Ia berpandangan, SBY akan sangat rasional dalam mensikapi perbedaan etnis yang ada di Indonesia. Tidak ada perbedaan antara bangsa Indonesia asli dan tidak asli. Ia juga menyarankan, agar semua etnis termasuk Tionghoa untuk bersama-sama memajukan bangsa. Dalam harian Sinar Harapan tersebut, Kalla menyatakan akan memberikan perlakuan kepada kelompok pengusaha secara berbeda. Ia merujuk pasal 21 ayat 5 Keppres No. 16 tahun 1994 yang menyebutkan bahwa perusahaan golongan ekonomi lemah adalah perusahaan yang sebagian besar modalnya dimiliki golongan ekonomi lemah. Dan menariknya, sebagian besar golongan ekonomi lemah terdiri dari orang Indonesia asli. Dalam pernyataannya, Jusuf Kalla tidak khawatir dianggap diskriminatif dengan adanya kebijakan tersebut. Dimana ini merupakan solusi untuk menghilangkan sentimen anti Tionghoa yang mayoritas memegang perusahaan besar. Dalam harian tersebut, ia juga mengatakan Peristiwa Mei 1998 dipicu kemarahan masyarakat karena adanya jurang kaya dan miskin di Indonesia. Maria Ulfah?Tempo

Berita terkait

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

2 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

2 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

2 hari lalu

Secarik Kilas Balik Lengsernya Presiden Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi

Setelah demonstrasi besar akibat krisis ekonomi dan tuntutan reformasi, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK hadir sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi di Pertamina

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

2 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

2 hari lalu

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

Jusuf Kalla alias JK akan bersaksi dalam sidang dugaan korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) dengan terdakwa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya