200 Siswa Difabel di Yogya Masuk Sekolah Inklusi

Reporter

Editor

Amirullah

Senin, 8 Juli 2013 19:22 WIB

Menteri Pendidikan M.Nuh melakukan kunjungan kerja di SLB Karya Mulya Surabaya, Senin (16/11). Dalam kesempatan ini, M.Nuh menyampaikan pemerintah tidak akan bersikap diskriminatif antara sekolah biasa dan sekolah inklusi. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Yogyakarta -Sekitar 200 anak berkebutuhan khusus (difabel) di kota Yogyakarta memilih belajar di sekolah inklusi. "Jumlah itu di luar difabel yang memang sekolah di Sekolah Luar Biasa," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Sugeng Mulyo Subono, Senin 8 Juli 2013.

Sekolah inklusi merupakan sekolah reguler yang juga bisa menerima siswa difabel sebagai muridnya. Menurut Sugeng, ada 30 sekolah inklusi di Kota Yogyakarta dari tingkat SD hingga SMA, baik negeri maupun swasta. Meski tak ada jumlah ideal untuk guru pendamping khusus, setidaknya satu sekolah menyediakan satu pengajar khusus untuk siswa berkebutuhan khusus tersebut.

Ia mengatakan tak semua siswa difabel membutuhkan guru pendamping khusus. Ini disesuaikan dengan jenis kebutuhan siswanya. Misalnya saja, kebutuhan siswa tunanetra berbeda dengan tuna rungu. "Kalau untuk tuna netra, mungkin gurunya bisa menjelaksan pelajaran dengan suara yang keras dan jelas," kata dia mencontohkan.

Menanggapi kasus ditolaknya dua lulusan Madrasah Tsanawiyah Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam saat mendaftar di SMA Muhammadiyah 4 karena kekurangan pengajar khusus, ia mengatakan, pihak sekolah bisa melaporkannya ke Dinas Pendidikan. "Mereka belum pernah melapor soal kekurangan guru pendamping khusus," kata dia.

Selama ini, kata Sugeng, penyediaan guru pengajar khusus disediakan dari pemerintah provinsi sesuai dengan kebutuhan yang diajukan pemerintah kota. Para guru pendamping itu diambil dari pengajar di sekolah-sekolah luar biasa. "Kami akan coba bantu," kata dia.

Kepala SMA Muhammadiyah 4 Ahmad Jaman menyambut gembira tawaran itu. "Akan saya coba minta bantuan ke Dinas Pendidikan Kota," kata dia. Selama ini, guru pengajar khusus di sekolahnya tak secara penuh mengajar siswa difabel. Mereka biasa datang ke sekolah hanya pada Jumat dan Sabtu, itu pun hanya mengajar pada siang hari. "Kalau biasa, kan, dari pukul tujuh pagi sampai dua siang," kata Jaman.

ANANG ZAKARIA

Berita lainnya:

Hasil SBMPTN Diumumkan Pukul 17.00 Hari Ini
JK Sempat Kaget Jero Wacik Jadi Menteri ESDM
Suap Daging Impor, KPK Kembali Periksa Maharani
Diperiksa Tiga Jam, Maharani Hanya 'Permisi'

SLB

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

7 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Program Kemendikbudristek Pendidikan Inklusif Diterapkan dalam Sistem Pembelajaran, Begini Alasannya

36 hari lalu

Program Kemendikbudristek Pendidikan Inklusif Diterapkan dalam Sistem Pembelajaran, Begini Alasannya

Kemendikbudristek merilis program Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif. Lantas, apa urgensi penerapan sistem pendidikan inklusif ini?

Baca Selengkapnya

Melihat Ragam Karya Siswa SLB di Hari Disabilitas Internasional, Dari Lukisan Hingga Kriya Kayu

13 Desember 2023

Melihat Ragam Karya Siswa SLB di Hari Disabilitas Internasional, Dari Lukisan Hingga Kriya Kayu

Peserta Pameran Karya Hari Disabilitas Internasional 2023 ini berasal dari 8 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan 9 SLB di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

13 Desember 2023

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

Dua penyandang siswa disabilitas bacakan Pancasila di atas panggung lalu Heru Budi berikan hadiah

Baca Selengkapnya

3 Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Medali Emas dan Perak di Ajang Internasional

31 Juli 2023

3 Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Medali Emas dan Perak di Ajang Internasional

Tiga Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) meraih medali di ajang The 13th Salon Culinaire 2023 pada 25 - 28 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Profil Nur Azizah, Difabel Atlet Senam Ritmik Peraih Medali Emas di Special Olympics World Games Berlin 2023

21 Juni 2023

Profil Nur Azizah, Difabel Atlet Senam Ritmik Peraih Medali Emas di Special Olympics World Games Berlin 2023

Special Olympics World Games Berlin merupakan kejuaraan olahraga bagi difabel. Atlet senam ritmik Nur Azizah di meraih medali emas di sana.

Baca Selengkapnya

Cerita Siswa Berkebutuhan Khusus di Yogyakarta Menang Kompetisi Komputasi Awan

16 Februari 2023

Cerita Siswa Berkebutuhan Khusus di Yogyakarta Menang Kompetisi Komputasi Awan

Sejumlah siswa berkebutuhan khusus berhasil menyabet Juara 1 dalam ajang Cloud Computing Club Competition (C4) 2023.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sekolah Inklusif, Sekolah Alternatif Anak Berkebutuhan Khusus

5 Januari 2023

Mengenal Sekolah Inklusif, Sekolah Alternatif Anak Berkebutuhan Khusus

Selain sekolah luar biasa (SLB), sekolah inklusif menjadi alternatif pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus untuk menempuh pendidikan.

Baca Selengkapnya

Hari Guru Nasional 2022, Kisah Suka Duka Guru di SLB Sri Mujinab Pekanbaru

25 November 2022

Hari Guru Nasional 2022, Kisah Suka Duka Guru di SLB Sri Mujinab Pekanbaru

Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November. ini kisah suka duka para guru di SLB Sri Mujinab Pekanbaru, Riau.

Baca Selengkapnya