Naikkan Harga, Megawati Digugat Class Action

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 15:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Megawati digugat secara class action karena menaikkan harga listrik, telepon, dan bahan bakar minyak. Majelis hakim juga diminta menyita Istana Negara selama persidangan berlangsung. Gugatan itu didaftarkan di Pengadilan Negeri, Jakarta Pusat, Rabu (8/1), oleh salah satu kuasa hukum penggugat, Habiburokhman dari LBH Rakyat. Dalam berkas gugatan yang ditandatangani tujuh pengacara yang menamakan dirinya Serikat Pengacara Rakyat, 210 juta rakyat Indonesia diwakili satu orang perwakilan kelas, yaitu Ricky Tamba, Sekjen Gerakan Pemuda Kerakyatan. Tamba sendiri sedang menjalani proses hukum dalam kasus penghinaan atas Presiden Megawati dalam sebuah demonstrasi di Istana Negara, akhir Maret 2002 silam. Menurut Habibrokhman, gugatan atas Megawati ini dilakukan karena kebijakan kenaikan harga tidak dilakukan pemerintah melalui mekanisme yang benar, yakni sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat. Selain itu, penggugat menilai kenaikan harga listrik, telepon dan bahan bakar minyak dilakukan tanpa alasan jelas. Rakyat masih menderita karena krisis multidimensi. Kenaikan harga ini hanya merugikan masyarakat, kata Habib, kepada Tempo News Room. Penggugat meminta majelis hakim menghukum Megawati membayar selisih harga listrik, telepon, dan bahan bakar minyak yang harus dibayar rakyat, serta selisih kenaikan harga barang yang timbul sebagai akibatnya. Penggugat juga meminta Presiden memasang spanduk sepanjang 50 meter di Tugu Monas bertuliskan Saya (Presiden Megawati Soekarnoputri) Tidak Akan Menyengsarakan Rakyat Lagi selama tiga bulan berturut-turut. (Wahyu Dhyatmika-Tempo News Room

Berita terkait

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

50 detik lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

11 menit lalu

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

1 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

2 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

3 jam lalu

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Hilangnya ingatan alias memori jangka pendek adalah peningkatan atau kelupaan yang tidak biasa segera setelah mengalami suatu peristiwa.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 jam lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

4 jam lalu

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

4 jam lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya