Uji Kelayakan Anggota KPI Dinilai Cacat Hukum

Reporter

Selasa, 2 Juli 2013 14:16 WIB

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran mendesak Komisi Informasi Dewan Perwakilan Rakyat menunda fit and proper test anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2013-2016 karena dianggap cacat hukum. “Karena panitia seleksi tidak merepresentasikan keragaman kepentingan dunia penyiaran,” kata anggota Koalisi, Umar Idris, Senin 1 Juli 2013.

Alasan lain, menurut Idris, jumlah panitia seleksi saat ini hanya diisi tiga orang dari sebelumnya lima orang. Ketiganya adalah Mochamad Riyanto dari Komisi Penyiaran Indonesia, Ichwan Sam dari Majelis Ulama Indonesia, dan Edy Lisdiano dari tim pengacara Komisi Penyiaran Indonesia. “Jumlahnya itu terlalu sedikit,” kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta ini. Koalisi meminta pemerintah membentuk panitia seleksi baru.

Koalisi mengirim surat desakan itu yang juga berisi penolakan proses pemilihan calon anggota KPI ke DPR, Senin. Umar menilai proses seleksi anggota KPI ini cacat hukum. Dalam surat itu, Koalisi juga menyoroti 27 nama kandidat yang dianggap tidak mencerminkan representasi kepentingan banyak pihak. “Padahal calon anggota yang mendaftar mencapai 100 orang lebih,” katanya.

Mulai hari ini, Dewan rencananya menyelenggarakan uji kepatutan dan kelayakan terhadap 27 kandidat anggota KPI. Dari 27 nama itu, kata Umar, tujuh kandidat incumbent diduga tidak mengikuti keseluruhan tahap tes seleksi. "Ini bentuk diskriminasi terhadap peserta seleksi lain," kata Umar. Anggota KPI yang kembali maju, misalnya, Dadang Rahmat Hidayat, Idy Muzayyad, Iswandi Syahputra, Judhariksawan, Azimah Subagijo, Nina Mutmainnah, dan Ezki Tri Rezeki Widianti.

Komisioner KPI yang kompeten, kata Umar, menjadi tuntutan yang tak bisa diabaikan, karena dalam klausul revisi Undang-Undang Penyiaran yang akan segera rampung, peran lembaga ini nantinya akan sangat besar. "Peran KPI nanti bisa sampai mengeluarkan perizinan yang sekarang masih dipegang pemerintah," kata Umar.

Ketua Komisi Informasi DPR Mahfudz Siddiq mengatakan permintaan Koalisi itu tidak bisa dipenuhi. Mahfudz mengatakan sudah menerima surat dari Koalisi. “Seleksi tetap dilanjutkan karena sudah terjadwal,” katanya. Sedangkan ihwal dua nama pansel, Mahfudz punya jawabannya. “Lagi pula, kami juga memiliki sederet panitia cadangan.”


ISMI DAMAYANTI | WAYAN AGUS PURNOMO
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL
|Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal






Advertising
Advertising




















Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL
|Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?

Berita terpopuler:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal

Berita terkait

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

3 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

4 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

4 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

9 jam lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

11 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

12 jam lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

16 jam lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

1 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

1 hari lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

1 hari lalu

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

DPR akan meminta pemerintah merevisi Permendikbud yang jadi dasar penghitungan UKT.

Baca Selengkapnya