TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Andhi Nirwanto mengatakan lembaganya kerap berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dengan penanganan kasus korupsi yang melibatkan perusahaan Muhammad Nazaruddin.
Ia membantah ada persaingan dalam penanganan kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. "Tidak ada istilah berebut, kami ini berkoordinasi," kata Andhi seusai mengikuti diskusi menyambut Hari Adhyaksa di Hotel Atlet Century, Jakarta, Senin, 1 Juli 2013.
Andhi mengatakan semua kasus yang ditangani lembaganya berjalan sesuai proses hukum. Kasus itu terus dikembangkan dan sebagian sudah masuk ke ranah peradilan. "Tapi yang berkaitan langsung dengan Nazaruddin kami serahkan ke KPK," ujar Andhi tak merinci kasus yang dimaksud. (Baca: Kendalikan Bisnis dari Balik Jeruji Besi)
KPK dan Kejaksaan berbagi tugas dalam mengusut kasus-kasus lain yang melibatkan Nazaruddin. Kasus itu terkait dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Agama.
Namun belakangan muncul masalah karena pembagian kasus yang tak jelas sehingga membuat masing-masing institusi mengusutnya. Sehingga KPK pun harus menghentikan penyelidikan sejumlah kasus dan meyerahkannya ke Kejaksaan.
Pada kasus Kementerian Pendidikan, misalnya Kejaksaan menetapkan Fakhruddin Arbah, Pembantu Rektor III Universitas Negeri Jakarta dan Tri Mulyono, dosen Fakultas Teknik UNJ sebagai tersangka. Mereka diduga korupsi pengadaan alat laboratorium UNJ senilai Rp 17 miliar yang kini sudah duduk di kursi pesakitan.
Kemudian korupsi Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Kejaksaan menetapkan tiga tersangka, yakni Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, Edwin Perdana Adi Wijaya, eks pembantu rektor II Untirta, Sudendi, dan Direktur PT Ultra Utara Mandiri, Reinhard Nainggolan. Perusahaan ini diduga milik Nzaruddin.
TRI SUHARMAN
Berita terpopuler:
Cuma Jokowi yang Dipandang Mampu Bendung Prabowo
Novi Amilia Hampir Buka Baju Lagi
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
6 Alasan yang Bikin Warga Tak Percaya Polisi
Berita terkait
Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar
5 jam lalu
Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Ungkap Alasannya Kembali Terjun ke Dunia Politik
15 Juli 2023
Anas Urbaningrum menyatakan kembali ke dunia politik karena ingin menjadi petugas publik.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Kembali Gaungkan Gantung di Monas, Begini Pernyataannya
15 Juli 2023
Anas Urbaningrum kembali sebut soal gantung di Monas. Tapi berbeda dari pernyataanya 11 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Akan Pimpin PKN, Gede Pasek Serahkan Posisi Ketua Umum Juli Mendatang
12 Mei 2023
Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika menyatakan akan menyerahkan jabatannya kepada Anas Urbaningrum pada Juli mendatang.
Baca SelengkapnyaEksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)
10 April 2023
Tempo mendapat kesempatan berbincang dengan Anas Urbaningrum dari dalam Lapas Sukamiskin.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Akan Kunjungi Orang Tuanya di Blitar Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin
7 April 2023
Anas Urbaningrum akan langsung menuju orang tuanya di Blitar setelah dia bebas dari Lapas Sukamiskin.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Minta Dibebaskan dari Lapas Sukamiskin Sore Hari
1 April 2023
Anas Urbaningrum mengajukan permintaan agar dilepaskan dari Lapas Sukamiskin pada sore hari.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Akan Bebas Dari Lapas Sukamiskin, HMI Berencana Gelar Road to Bandung
31 Maret 2023
Sekitar 60 kader HMI akan menjemput Anas Urbaningrum di Bandung pada 10 April 2023.
Baca SelengkapnyaSelain Ferdy Sambo dan Istrinya, Inilah 4 Pasangan Pejabat yang Pernah Jadi Tersangka
20 Agustus 2022
Tak hanya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, berikut ini daftar pasangan pejabat yang menjadi tersangka sebuah tindak pidana.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat Targetkan 15 Persen Kursi DPR, Pengamat: Kelihatannya Berat
22 Mei 2022
Pengamat menilai Partai Demokrat masih akan menanggung beban kasus korupsi yang mendera kadernya pada Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya