Jurnalis dan Mahasiswa Tuntut Kapolri Mundur

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 17 Juni 2013 22:20 WIB

Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Anti Kekerasan berunjuk rasa "Stop Kekerasan terhadap Jurnalis" di depan monumen Chairil Anwar, Kayutangan, Malang, Jawa Timur, (26-11). TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Kediri -Puluhan jurnalis dan mahasiswa di Kediri melakukan aksi keprihatinan atas penembakan dua wartawan oleh aparat kepolisian. Mereka menuntut Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo mundur dari jabatannya.

Para pekerja media yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini berbaur dengan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengecam kebrutalan aparat kepolisian dalam pengamanan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.

Wartawan TRANS7 Nugroho Anton saat meliput aksi penolakan kenaikan harga BBM di Jambi Senin 17 Juni 2013 terkena serpihan peluru gas air mata. Pada saat bersamaan korps berbaju coklat ini juga melepas pelor ke tubuh Roby Kelery, fotografer di Ternate. "Ini tindakan biadab," kata Danu Sukendro, koordinator aksi AJI Kediri dalam orasinya, Senin 17 Juni 2013.

Dia mengatakan polisi telah salah kaprah dalam melakukan prosedur pengamanan aksi unjuk rasa. Tanpa alasan yang jelas, mereka melepas tembakan secara ngawur hingga mengenai tubuh kedua pewarta tersebut saat berada di area pengunjuk rasa. Anton roboh dengan wajah tertembus peluru sedangkan Roby terjengkang dengan luka tembak di pinggul.

Untuk itu AJI Kediri mendesak Kapolri Jenderal Timur Pradopo mundur dari jabatannya karena tak mampu mengendalikan anggotanya di lapangan. Dia juga dianggap memposisikan Polri sebagai anjing penjaga negara sehingga bersikap represif terhadap siapapun yang dianggap melawan. Padahal Polri seharusnya bersikap netral dan justru berpihak kepada rakyat.

Aksi yang dilakukan di Taman Makam Pahlawan ini cukup menarik perhatian warga. Mereka membawa lilin dan poster berisi kecaman pada aparat sambil membentuk lingkaran. Usai menggelar mimbar bebas, para jurnalis ini ramai-ramai meletakkan kartu identitas di jalan serta kamera. Selanjutnya seorang wartawan tidur di atasnya dengan posisi diinjak belasan kaki rekannya.

Kapolresta Kediri Ajun Komisaris Besar Ratno Kuncoro yang mengawal langsung aksi itu berjanji akan mengawasi ketat prosedur pengamanan unjuk rasa. Dia bahkan mengatakan akan menarik senjata api seluruh anggotanya saat berhadapan dengan massa. "Saya jamin tak ada kekerasan aparat di sini," katanya.

HARI TRI WASONO
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka

Aktris Ully Artha Meninggal Dunia

Alasan Jakarta Semakin Macet


Berita terkait

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

47 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

47 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

47 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

27 November 2023

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku

Baca Selengkapnya

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

17 Agustus 2023

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.

Baca Selengkapnya

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

29 Juli 2023

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

27 Juli 2023

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar

Baca Selengkapnya

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

27 Juli 2023

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

6 Juni 2023

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.

Baca Selengkapnya

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

21 Mei 2023

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.

Baca Selengkapnya