TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan tim penyidik segera menetapkan tersangka baru kasus dugaan suap Hakim Setyabudi Tejocahyono. "Kami akan sampai pada aktor intelektualnya, silakan terjemahkan sendiri," katanya usai memberi kuliah di Universitas Pasundan Bandung, Jumat, 14 Juni 2013.
Komisi antirasuah sejauh ini sudah menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut. Diantaranya Wakil Ketua Pengadilan Negeri Setyabudi dan Toto Hutagalung, yang meminta anak buahnya, Asep Triyana, menyetor duit Rp 100 juta kepada Setyabudi. "Hakimnya dan Toto bukan aktor intelektual," ujar Samad.
Samad juga memastikan tim penyidik masih akan memeriksa Walikota Bandung Dada Rosada dan bekas Sekretaris Daerah Edi Siswadi. "Masih terus didalami hingga akhirnya sampai pada aktor intelektualnya. Apakah nama aktor intelektualnya sudah ada, silakan terjemahkan sendiri," ucapnya.
Samad juga membenarkan kemungkinan pihaknya mengusut kasus yang terkait penyuapan Setyabudi yakni korupsi dana Bantuan Sosial Kota Bandung 2009-2010. "Kami masih dalami. Kami tak berhenti di kasus suapnya, tapi memang belum sampai disimpulkan (memasuki penyidikan kasus korupsi dana Bansos)," kata dia.
Penyuapan Setyabudi disebut terkait dengan penuntutan dan putusan perkara untuk tujuh terdakwa kasus korupsi dana bantuan sosial Kota Bandung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung beberapa waktu lalu. Selain Setyabudi, Asep, dan Toto, KPK juga sudah menetapkan pejabat Kota Bandung Herry Nurhayat sebagai tersangka.
Terkait kasus ini tim penyidik sudah berkali-kali memeriksa Dada dan Edi. Pemeriksaan Dada terakhir kali dilakukan Jumat pagi pekan lalu. Namun, saat itu pemeriksaan tak tuntas lantaran Dada mengeluh sakit. Sedangkan Edi Siswadi terakhir diperiksa penyidik awal pekan ini.
ERICK P. HARDI
Berita terkait
LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Indikasi Tindak Pidana Korupsi Belum Bisa Disimpulkan
56 menit lalu
Jubir KPK mengatakan tim LHKPN telah mengkonfirmasi soal kepemilikan harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Dugaan Rekening Gendut Rp 60 Miliar Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Perseteruan dengan Bekas Dirut PT Mitra Cipta Agro
1 jam lalu
Perseteruan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi Hutahaean dan eks Direktur Utama PT Mitra Cipta Agro Wijanto Tirtasana kian memanas.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Minta Dewas KPK Ikuti Putusan Sela PTUN Tunda Sidang Putusan Etik
1 jam lalu
Wakil KPK Nurul Ghufron meminta Dewas menunda sidang pembacaan putusan sidang etik atas penyalahgunaan kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMerasa Tersakiti, Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK atas Dugaan Pencemaran Nama Baik ke Bareskrim Polri
2 jam lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewan Pengawas KPK ke Bareskrim Polri. Dia berkata pelaporan ini sebagai bentuk pembelaan diri.
Baca SelengkapnyaKPK Setor Rp 59,2 Miliar Uang Pengganti dan Rampasan dari Eks Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin
12 jam lalu
KPK memastikan akan pro aktif untuk asset recovery agar pemasukan bagi kas negara. Termasuk kasus korupsi Dodi Reza Alex Noerdin.
Baca SelengkapnyaPutusan Sela PTUN Jakarta Perintahkan Dewas KPK Tunda Proses Etik Nurul Ghufron
14 jam lalu
Nurul Ghufron menggugat Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal, Kepala Bea Cukai Purwakarta Bungkam saat Tinggalkan KPK
15 jam lalu
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean bergegas meninggalkan Gedung KPK usai diperiksa dugaan kejanggalan dalam LHKPN-nya
Baca SelengkapnyaKoalisi Sipil Usulkan Lebih dari 20 Nama untuk Pansel KPK ke Jokowi
16 jam lalu
Kelompok sipil mengklaim bahwa pihak yang didorong untuk menjadi pansel KPK merupakan figur-figur yang memahami permasalahan pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaKPK Jawab Nota Keberatan Eks Hakim Agung Gazalba Saleh Hari Ini
19 jam lalu
KPK membantah dakwaannya pada eks hakim agung Gazalba Saleh tidak jelas
Baca SelengkapnyaKPK Sita Rumah Anak Buah Syahrul Yasin Limpo di Kota Pare-Pare
20 jam lalu
KPK menyita rumah Direktur Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Hatta di Pare-Pare
Baca Selengkapnya