TEMPO Interaktif, Malang:Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, menikahkan putri keempatnya, Alfi Rachmawati, dengan Eddy Hayatullah di Masjid Al Ghozali, Kawasan Pondok Pesantren Al Hikam Malang, Minggu (26/9).Bertindak sebagai wali nikah adalah KH Hasyim Muzadi dan saksi KH Sahal Mahfud dan KH Fachrudin Masturo. Adapun khotbah nikah dibawakan oleh Menteri Agama KH Said Agil Husin Al-Munawar dan KH Tolhah Hasan serta doa dipimpin oleh KH Bashori Alwi. Turut menyaksikan acara akad nikah tersebut suami Presiden Megawati, Taufik Kiemas, Gubernur Jatim Imam Utomo, Kapolda Jatim Irjen Pol Edy Sunarko. Dari para kiai hadir sekitar 200 kiai seperti KH Mas Subadar, KH Fawaid, KH Mutawakil Alala, KH Said Agil Siradj, KH Kuchid Muzadi, KH Tolhah Hasan, KH Fachrudin Masturo, KH Nuruddin Hasan. Sementara Presiden Megawati Soekarnoputri menyaksikan acara tersebut dari kediaman KH Hasyim Muzadi melalui layar telivisi.Dalam sambutannya, KH Baidlowi Muslich yang mewakili keluarga KH Hasyim Muzadi mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh undangan. Usai akad nikah, KH Hasyim Muzadi dan istrinya, Hj Muthomimah, berkenan menerima sungkem dari kedua mempelai. Acara yang dilangsungkan di rumah KH Hasyim Muzadi tersebut disaksikan oleh Presiden Megawati dan Taufik Kiemas. Acara berikutnya adalah sambutan Presiden Megawati di Masjid Al Ghozali. Didampingi oleh Taufik Kiemas, KH Hasyim Muzadi dan Hj Muthomimah, Presiden Megawati selain mengucapkan selamat kepada pengantin, juga berterima kasih kepada para kiai dan ulama yang telah ikut menyukseskan pemilu presiden. Acara sambutan ini diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh KH Sahal Mahfud. 10 menit kemudian Megawati bersama Taufik Kiemas kembali ke Jakarta.Resepsi pernikahan digelar di halaman depan rumah KH Hasyim Muzadi tak lama setelah Megawati meninggalkan rumah KH Hasyim Muzadi. Acara resepsi pernikahan menghadirkan dua pasang pengantin, yaitu putra ketiga KH Hasyim Muzadi, Hilman Wajdi dan putri keempat, Alfi Rachmawati. Menurut KH Hasyim Muzadi, keluarga hanya mengundang secara khusus para kiai NU yang berjumlah sekitar 200 orang, termasuk KH Abdulrachman Wahid. Sedangkan para tokoh nasional seperti Presiden Megawati, Wakil Presiden Hamzah Haz, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais dan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla tidak diberi undangan khusus. Meski tidak diundang secara khusus, para tokoh nasional tersebut mengetahui bahwa dirinya sedang mempunyai hajat. KH Hasyim Muzadi mengatakan acara pernikahan anaknya bisa dijadikan ajang silaturahmi para tokoh nasional. Bahkan, para kiai juga bisa memanfaatkan perhelatan itu untuk mempererat tali silaturahmi. "Para ulama harus berbesar hati. Pilihan boleh berbeda, tapi tali silaturahmi harus tetap terjaga." Bibin Bintariadi - Tempo