TEMPO.CO, Bandung - Orang dengan menggunakan atribut geng motor XTC, patut dicurigai bukan anggota XTC. Alasannya, sejak 2008 ketua geng motor XTC mengumumkan agar anggotanya tidak menggunakan atribut.
Sang ketua beralasan, agar memudahkan mereka dalam mencari oknum-oknum perusak nama geng ini. “XTC bukan geng motor,” kata Juanda Setiawan, senior geng motor XTC yang sudah bergabung sejak 1994.
Juanda yang biasa disapa Iyang ini sekarang menjadi manajer bisnis perusahaan swasta yang bergerak di bidang trade exchange. Iyang bercerita, pada 1994 dirinya membayar Rp 5000 untuk biaya registrasi geng motor itu. Uang itu nantinya dipakai untuk merayakan hari jadi XTC.
Iyang juga menjadi pendiri XTC distrik Ciwastra Bandung. Sejak 1994, distrik ini memperoleh dukungan dan dekat dengan masyarakat Ciwastra. “Kalau malam, kami suka begadang, jadi kami menjaga keamanan sekitar juga,” kata Iyang. Ciwastra adalah distrik XTC dengan anggota terbanyak di Jawa Barat.
Dia melanjutkan, pada mulanya XTC adalah singkatan dari Exalt to Coitus atau mengagungkan persetubuhan. Namun karena banyak kegiatan sosial yang mereka lakukan, maka mereka merubah arti nama XTC menjadi Exalt to Creativity (mengagungkan kreatifitas).
Perubahan arti itu mereka membuktikannya pada tahun 1997-1998, dengan membuka butik di Jakarta bernama Oackley Clothing XTC. Butik ini menjual aksesoris bertemakan warna XTC (biru tua, biru muda dan putih).