Redaktur Senior Tempo Luncurkan Buku Biografi

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 1 Juni 2013 13:45 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Denpasar - Redaktur senior Majalah Tempo, Putu Setia yang kini telah ditahbiskan menjadi pendeta Hindu bernama Mpu Jaya Prema Ananda, menerbitkan buku biografi. Buku berjudul "Wartawan Jadi Pendeta" itu diluncurkan, Sabtu, 1Juni 2013 di Warung Tresni, Denpasar.

Hadir pada acara itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan sejumlah pers. "Saya sudah melihat bukunya dan buku ini wajib untuk dibaca," kata Pastika. Ia mengaku sudah mengenal Putu Setia dan pemikirannya sejak lama, khususnya melalui buku "Bali Menggugat". "Cara berpikirnya selalu kritis dan mencerahkan," ujarnya. Menurutnya, Bali membutuhkan lebih banyak pemikiran semacam itu demi masa depan.

Salah-satu masalah yang perlu, sebut Pastika, misalnya mengenai terlalu banyaknya upacara ritual di Bali, sementara perhatian pada dunia pendidikan masih sangat kurang. Tak heran, kata Pastika, orang Bali dan Hindu cenderung mengalami ketertinggalan dalam kualitas pendidikan. Diperlukan cara berpikir yang bisa menyeimbangkan antara dua hal tersebut.

Sementara itu Mpu Jaya Prema mengungkap, inspirasi untuk menulis buku itu awalnya ketika ia dirawat di rumah sakit. "Pertamanya saya ingin menulis untuk diwariskan kepada keluarga saja," ujarnya. Namun dalam perkembangan, banyak orang yang berkomentar bahwa materi dalam itu sangat menarik untuk dibaca oleh orang lain. Sebab, selain mengungkap kehidupan pribadi penulisnya, juga berisi perkembangan sosial, politik dan budaya di Bali.

Buku ini juga ditulis layaknya karya sastra tetapi dengan didasarkan atas fakta-fakta yang dialami oleh Putu Setia. Secara keseluruhan, buku dipilah dalam 14 bab mulai dari prolog yang menceritakan kembali suasana saat pentahbisan Putu Setia sebagai Ida Bhawasti (calon pendeta). Bab demi bab kemudian mengkisahkan kehidupan Putu Setia sejak masa kecil, masa berkarir sebagai wartawan, hingga pulang kembali ke Bali untuk mempersiapkan diri menjadi pendeta.

Adapun alasan utamannya untuk menjadi pendeta terutama adalah perasaan berutang kepada leluhurnya. "Sebab, kakek dan ayah saya menolak untuk menjadi pemangku atau pengurus Pura," ujarnya. Dari penolakan itu kemudian diyakini adanya kutukan kepada keluarga besar yang menyebabkan keluarganya akan tetap dalam kemiskinan.

Karena itu ketika usianya telah mencapai 50 tahun, ia menyatakan keinginannya kepada seorang Pedanda untuk menjadi Pemangku. Namun oleh Pedanda itu, Setia malahan dianjurkan menjadi seorang pendeta. "Dengan dukungan keluarga, akhirnya saya belajar ke sejumlah pendeta untuk dapat memenuhi semua syaratnya," ujarnya. Jauh hari sebelumnya, ia mengaku sudah banyak mempelajari ajaran agama Hindu apalagi setelah menjadi Ketua Forum Cendekiawan Hindu Indonesia (FCHI) di tahun 1980-an.

Selain di Denpasar, buku ini rencananya akan dilaunching di Jakarta dan Yogyakarta dengan mengambil tema yang berbeda-beda. "Ada yang melihat dari sisi keragaman budaya, tapi ada juga yang khusus menyoroti sisi politiknya," katanya. Namun ada juga yang menghadirkan diskusi membahasa buku ini sebagai sebuah teknik penulisan biografi layaknya karya sastra.

ROFIQI HASAN

Topik terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah

Berita lainnya:
KPK: Nama Priyo Budi Santoso Sudah Dicatat

Ronaldo Ditawar Rp 12 Triliun, Madrid Ogah Lepas

SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji

Berita terkait

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

1 hari lalu

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

Menjelang transisi politik kepemimpinan nasional, MPR RI akan melakukan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

43 hari lalu

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul.

Baca Selengkapnya

Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

31 Desember 2023

Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

YouTuber Nadia Fairuz Omara menempati posisi pertama tokoh yang banyak dicari di Google Indonesia sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Musra Relawan Jokowi Akan Dihadiri Peserta dari Sabang - Merauke, Undang Tokoh & Pejabat

11 Mei 2023

Musra Relawan Jokowi Akan Dihadiri Peserta dari Sabang - Merauke, Undang Tokoh & Pejabat

Ketua Panitia Musra Indonesia Panel Barus menuturkan para relawan Joko Widodo alias relawan Jokowi akan hadir di Istora Senayan.

Baca Selengkapnya

10 Tokoh Nahdlatul Ulama yang Bergelar Pahlawan Nasional, Salah Satunya Jadi Bapak Film Indonesia

13 Februari 2023

10 Tokoh Nahdlatul Ulama yang Bergelar Pahlawan Nasional, Salah Satunya Jadi Bapak Film Indonesia

Nahdlatul Ulama merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia yang beberapa tokohnya mendapatkan gelar pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Lima Tokoh Tempo 2022

28 Desember 2022

Lima Tokoh Tempo 2022

Kami memilih lima pendamping korban kekerasan seksual-satu tema yang makin marak belakangan ini-sebagai Tokoh Tempo 2022.

Baca Selengkapnya

Tokoh Tempo 2022 Lima Perempuan Pemberani

25 Desember 2022

Tokoh Tempo 2022 Lima Perempuan Pemberani

Siapa saja lima perempuan Tokoh Tempo 2022?

Baca Selengkapnya

Kumpulan Kata-kata Bijak Populer untuk Motivasi Hidup dari Tokoh dan Film

14 November 2022

Kumpulan Kata-kata Bijak Populer untuk Motivasi Hidup dari Tokoh dan Film

Berikut kumpulan kata-kata bijak dari tokoh dan film untuk motivasi hiudp Anda lebih baik

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Dirikan Galeri 15 Tokoh di TPU Karet Bivak, Ada Fatmawati dan Mohammad Natsir

13 Oktober 2022

Anies Baswedan Dirikan Galeri 15 Tokoh di TPU Karet Bivak, Ada Fatmawati dan Mohammad Natsir

Anies Baswedan mendirikan galeri berisi informasi digital 15 tokoh bangsa yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.

Baca Selengkapnya