PGRI Minta Kesejahteraan dan Perlindungan Guru Diprioritaskan
Reporter
Editor
Kamis, 23 September 2004 18:27 WIB
TEMPO Interaktif, Semarang: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meminta presiden terpilih untuk memfokuskan perhatian pada nasib guru dalam tahun pertama kepemimpinannya. Ketua PGRI, Muhammad Surya mengungkapkan hal ini usai seminar UU Guru dan Perlindungan Ketenagakerjaan di Semarang, Kamis (23/9). "Soal pendidikan jelas harus diprioritaskan. Tapi saya kira dalam tahun pertama pemerintahan tolong nasib guru diperbaiki dulu. Anggaran pendidikan pun tetap harus ditingkatkan seperti yang dijanjikan dulu," kata Surya.Dikatakan Surya, meski belum resmi hasil penghitungan suara, ia mengharapkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla memilih menteri pendidikan yang mampu mengelola pendidikan dan mengerti kondisi guru dengan obyektif. "Kami mengharapkan seorang Mendiknas yang mampu memberikan pendidikan untuk seluruh rakyat, khususnya untuk program pendidikan dasar anak," kata Surya.Secara konkret, dalam 100 hari atau 1 tahun pertama nanti, kata dia, harus ada perencanaan secara sistematis dan menyeluruh tentang masalah pendidikan, terutama soal nasib guru. Salah satu permasalahan saat ini adalah kurangnya jumlah dan peningkatan kualitas serta kesejahteraan guru. Untuk saat ini tidak kurang dari 190 ribu guru masih berstatus guru bantu dan harus mendapat prioritas dalam rekruitmen pemenuhan jumlah guru. "Jangan lagi ada alas an nggak ada uang untuk guru dan pendidikan. Ini harus dimulai. Tanpa ada political will sampai kiamat juga tidak bakal ada duit," tegas Surya.Menurut Surya masalah kesejahteraan untuk guru jangan hanya diukur dari naiknya gaji guru. Ada empat hal yang harus dimaknai untuk kesejahteraan guru, seperti imbal jasa (gaji dan uang lain), kondisi lingkungan kerja, rasa aman, hubungan antarpembina, dan kepastian masa depan guru. Dian Yuliastuti - Tempo