Unhan: Indonesia Harus Waspada Perang Cyber

Reporter

Editor

Fanny Febiana

Rabu, 29 Mei 2013 16:37 WIB

Armada Angkatan Laut berjaga di Pantai sangatta ketika melakukan Bantuan Tembakan Kapal dalam Latihan Puncak Armada Jaya di Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (10/11). Latihan Armada Jaya yang akan berakhir pada tangal 16 November 2011 bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di daerah Alur Laut Kepulauan Indonesia yang merupakan perbatasan dengan negara tentangga dengan melibatkan 4000 ribu personil AL, 23 kapal Perang, 3 pesawat cassa, 3 Helikopter, 1600 pasukan Pendarat Marinir, dan 93 kendaraan Tempur. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Pertahanan, Letnan Jenderal Subekti, mengatakan saat ini potensi ancaman perang dari luar negeri sudah banyak bergeser. Dia meyakini ancaman perang sudah sangat kecil kemungkinannya. "Ancaman perang beralih secara nonfisik atau disebut perang cyber, ini tren baru," kata Subekti di kampus Unhan, jalan Kenari, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2013.

Negara-negara kuat, dia melanjutkan, sudah tidak perlu repot-repot mengerahkan kekuatan militer penuh untuk menghancurkan negara musuh. Cukup menggunakan smart power untuk menyerang sendi-sendi vital negara musuh seperti ideologi, hingga sosial budaya. "Cara menyerang bisa melalui media sosial, internet, atau teknologi informasi lain," kata dia.

Subekti mengklaim, saat ini Indonesia sudah siap menghadapi ancaman perang 'cyber'. Salah satu bukti, Kementerian Pertahanan sudah punya badan anti perang 'cyber' untuk melindungi data-data strategis. Pemerintah juga sudah punya skema perlindungan ideologi dan sosial budaya dari ancaman laten perang 'cyber' negara lain. "Kami juga segera punya badan nasional perang 'cyber', untuk semakin memperkuat diri."

Mantan Pangdam VI/Mulawarman ini menambahkan Indonesia sudah beberapa kali mendapat ancaman perang 'cyber'. Sebagai contoh, ada upaya pembelokan ideologi negara, provokasi konflik sosial budaya masyarakat Indonesia, hingga masuknya berita, foto dan konten porno yang mengancam moral bangsa. Namun saat disinggung asal-muasal negara pengirim serangan nonfisik ini, Subekti bungkam.

INDRA WIJAYA

Topik terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha Fathanah

Berita lainnya:
Hubungan Ahmad Dhani dan Mulan Mulai Terbuka

Cara KPK Sindir Darin Mumtazah

Jokowi Bisa Miliki Bass Metallica, Asalkan...

Bebi Romeo Masih Terbawa X Factor Indonesia

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya