TEMPO Interaktif, Kupang: Kapolres Belu AKBP Ekotrio Budhiniar mengakui masih banyak senjata api rakitan, senjata organik dan granat yang berada di tangan warga Timor Timur pro otonomi khususnya eks milisi bentukan Jakarta yang berdomisili di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar senjata tersebut, dikubur di dalam tanah atau disembunyikan di kawasan hutan di dekat wilayah perbatasan dengan Negara Timor Leste. Meski tidak merinci jumlah senjata yang dimiliki para mantan milisi, namun Kapolres mengakui senjata senjata tersebut sengaja disembunyikan para pemiliknya karena takut terjerat UU Darurat dan UU Kepemilikan Senjata Api. "Aparat keamanan sudah mencoba melakukan pendekatan maupun himbauan supaya senjata senjata itu diserahkan untuk dimusnahkan tetapi kurang mendapat respon yang baik," kata Ekotrio, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat (17/9).Kapolres menambahkan, saat ini intelijen Polri masih berupaya mendeteksi lokasi yang digunakan sebagai tempat persembunyian senjata. "Beberapa hari lalu, kami menemukan dua buah granat tangan aktif di sebuah lokasi rahasia dan sementara ini diamankan di Mapolres Belu," katanya.Menurutnya, senjata dan granat yang beredar ditangan eks milisi masih menjadi masalah yang hingga kini belum terselesaikan. Pihak kepolisian dan aparat keamanan yang bertugas di perbatasan saat ini bekerja keras untuk melakukan pendekatan persuasif dengan sedikitnya 45 tokoh pro otonomi dan eks komandan milisi yang masih berdomisili di Kabupaten Belu agar secara sukarela menghimbau pengikutnya untuk menyerahkan seluruh senjata guna dimusnahkan.Jem's de Fortuna - Tempo
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
12 Januari 2023
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
Sejumlah isu dibahas dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Indonesia dan Timor Leste kemarin, seperti peluang meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian batas darat antara kedua negara.