TEMPO Interaktif, Jakarta: Calon presiden dari PDI-Perjuangan Megawati Sukarnoputri tidak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan panelis Harkristuti Harkrisnowo mengenai kemungkinan adanya Kementerian Kebenaran dan Rekonsiliasi. Menurut Megawati dalam dialog penajaman visi, misi dan program capres dan cawapres di Hotel Hilton, Jakarta Selasa (14/9) malam, Komisi Kebenaran Rekonsiliasi (KKR) itu masih menjadi wacana. "Apakah akan didirikan atau tidak itu masih ada perdebatan di DPR, "kata Megawati. Kalaupun ada kementerian, kata dia, hal itu merupakan implementasi dari komisi kebenaran rekonsiliasi. Itupun harus didiskusikan di masa mendatang.Megawati agaknya belum mengetahui bahwa Selasa pekan lalu DPR sudah menyetujui rancangan Undang-Undang Komisi Kebenaran Rekonsiliasi sudah disahkan menjadi Undang-Undang. Bahkan dalam rapat paripurna DPR Selasa pekan lalu, anggota dewan meminta Komisi Kebenaran Rekonsiliasi segera dibentuk. Agaknya bukan hanya Megawati yang belum mengetahui bahwa RUU KKR sudah didashkan oleh UU. Calon wakilnya pun Hasyim Muzadi masih menjawab pertanyaan Harkristuti bahwa RUU KKR masih dibahas di DPR. Meskipun dialog ini sudah dipersiapkan sebelumnya oleh tim sukses baik dari pertanyaan yang dajukan panelis maupun jawaban oleh calon tapi Megawati beberapa kali tidak bisa menjawab pertanyaan panelis dengan tepat. Seperti pertanyaan yang dilontarkan Daniel Sparingga yang mengajukan pertanyaan sederhana. Pengamat politik dari Unair Surabaya ini menanyakan apa yang membuat pasangan calon itu percaya bahwa merekalah jawaban atas konflik yang terjadi di Aceh dan Papua. Megawati dengan wajah bingung bertanya apakah pertanyaan Daniel bisa diperjelas. Setelah pertanyaan itu diulang, Megawati hanya mengatakan,"Bagaimana tetap menegakkan NKRI sebagai jawaban final atas masalah itu". Namun dia membela diri selama tiga tahun peemrintahannya berjalan konflik yang terjadi di Papua dan di Aceh bukannya tidak bisa diselesaikan. Contohnya penerapan otonomi khusus di kedua daerah itu. Dan pendiskusian kemungkinan terbentuknya Majelis Rakyat papua.Selain mengajukan pertanyaan mengenai konflik di Aceh dan Papua, Daniel juga mengharapkan garansi dari Megawati agar pernyataan Kapolri bahwa kadaan kondusif sesaat sebelum bom bisa tidak terulang. Menjawab pertanyaan itu Megawati mengatakan Indonesia dalam siaga satu sebelum bom. Setelah pemboman itupun perekonomian tidak kacau dan masih aman. Hal ini membuktikan negara tetap aman meskipun ada teror. Dai mengatakan terorisme bisa terjadi di mana saja, bahkan di negara super power seperti Amerika teror tidak bisa dihadang. Istiqomatul Hayati - Tempo News Room