TEMPO.CO, Banda Aceh - Transmigran asal Jawa memperingati 31 tahun keberadaan mereka di Kecamatan Jagong Jeget, dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Kawasan yang dulunya rimba raya telah berubah menjadi daerah perkebunan kopi yang maju.
Anwar Syamsuddin, tokoh masyarakat setempat, mengenang betapa sulitnya kehidupan transmigran di sana pada tiga dekade lalu. Kini, Anwar dan keluarga transmigran yang lain telah merasakan hasil kerja keras mereka.
Menurutnya, dulu kehidupan transmigran relatif sulit tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Saat ini kehidupannya sudah maju dengan perkebunan kopi dan lainnya. "Gelombang pertama tiba di sana pada tahun 1982," kata Anwar dalam siaran pers kepada Tempo, Senin, 29 April 2013.
Anwar datang pertama kali bersama 51 orang lainnya. Kemudian disusul gelombang kedua berjumlah 50 orang, dan gelombang ketiga 48 orang, semuanya tiba di tahun yang sama.
Mereka gigih membuka hutan dan mulai merintis perkebunan. Semangat ini yang terus diwarisi dan diingat oleh generasi saat ini. "Inilah yang mendasari mengapa perlu diperingati hari jadi kawasan transmigrasi Jagong Jeget," katanya
Para transmigran cepat berbaur dengan masyarakat di sana, bahu-membahu membangun kawasan tersebut. Setelah berkembang, kawasan Jagong Jeget dimekarkan dari kecamatan Linge pada tahun 2006.
Menurut Camat Jagong Jeget, Fauzan, saat ini daerah perkebunan kopi itu memiliki jumlah penduduk sebanyak 9.439 jiwa yang tersebar di 12 kampung
Beberapa kegiatan yang menandai peringatan hari jadi transmigrasi Jagong di antaranya penaburan benih ikan sebanyak 3.000 ekor jenis nila dan 200 ekor lele bertempat di telaga Lut Kucak Jagong. Kemudian juga peletakan batu pertama pembangunan tugu monumen transmigrasi. "Juga penyerahan mesin penggiling padi kepada kelompok tani, serta pengobatan massal," ujarnya.
Wakil Bupati Aceh Tengah Khairul Asmara mengatakan peringatan yang diselenggarakan oleh warga transmigrasi Jagong menunjukkan eksistensi masyarakat yang telah mampu bertahan selama kurun waktu 31 tahun itu. “Kemampuan masyarakat beradaptasi, tidak hanya dari tinjauan ekonomi, tapi juga kehidupan sosial-kemasyarakatan," ujarnya.
ADI WARSIDI
Topik terhangat:
Gaya Sosialita | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga
Inilah Dinasti Politik Partai Demokrat
Susno Duadji Buron
Jika Susno Ditetapkan Buron, Kedaluwarsa 18 Tahun
Orang Miskin Dilarang 'Nyaleg'
Berita terkait
Presiden Berikan 12.321 Sertifikat untuk Warga Transmigran di Kalbar
5 September 2019
Pembagian Sertifikat Hak Milik sebanyak 12.321 bidang di Kalimantan Barat tersebar di Kabupaten Kubu Raya, Kapuas Hulu, Ketapang, Kayong Utara, Gerbang Kayong, dan Sambas.
Baca SelengkapnyaPerkebunan Sisal untuk Transmigran Dibangun
17 April 2012
Kami berharap komoditas ini mampu menghasilkan pendapatan
sekitar Rp 2 juta per hektare per bulan."
Jumlah Peserta Transmigrasi Asal Madiun Bertambah
6 Desember 2009
Pemerintah berencana menambah jumlah peserta pada tahun 2009 menjadi 85 keluarga, dari rencana semula hanya 55 keluarga.
Morowali, Tujuan Favorit Transmigran Asal Banyuwangi
25 Juni 2009
Menurut Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Alam Sudrajat, tahun ini Banyuwangi hanya mendapat kuota transmigrasi untuk 20 kepala keluarga.
Baca SelengkapnyaPembangunan Pemukiman Transmigrasi di Sungai Alur Dihentikan
29 Maret 2009
Pembangunan Pemukiman Transmigrasi di Jambi dihentikan. Pasalnya, permasalahan relokasi permukiman transmigrasi di kawasan Taman Hutan Raya Sungai Aur itu belum selesai.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bagikan 9,25 Juta Hektare Tanah
16 November 2007
Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto menyatakan pemerintah akan membagikan tanah seluas 9,25 juta hektare tanah kepada rakyat miskin. "Itu untuk merealisasikan program reformasi agraria," kata Joyo saat memberikan kuliah umum di Kampus FISIP-Universitas Indonesia Depok hari ini.
Baca Selengkapnya10 Persen Tanah Negara Diserobot Warga
11 Mei 2007
Kepala Kantor Pengelola Aset Daerah Kota Solo, Singgih Yudoko menyatakan penyerobotan tanah milik negara terus meningkat. Tahun 2007 tanah negara yang diserobot warga sebanyak 10 persen.
Baca SelengkapnyaWarga Ketare Ditawari Transmigrasi ke Gorontalo
13 April 2007
Warga Ketare Lombok Tengah mendapat tawaran untuk bertransmigrasi ke Gorontalo. Tawaran ini ditujukan kepada warga yang tinggal di lokasi lahan yang terkena proyek bandara internasional Lombok di Ketare Lombok Tengah.
Baca SelengkapnyaKeluarga Transmigran Protes Penguasaan Lahan PT Nauli Sawit
14 Maret 2007
Pada 2004, Bupati Tapanuli Tengah Tuani Lumban Tobing mengeluarkan izin lokasi bagi PT Nauli Sawit memanfaatkan lahan transmigran tersebut. Akibatnya, warga transmigran merasa dirugikan.
Baca SelengkapnyaLahan Pemerintah Kota Surabaya 5,13 Juta Meter Tak Bersertifikat
27 Februari 2007
Sebagian besar lahan ini telah dikuasai pihak ketiga, baik pengusaha maupun warga.
Baca Selengkapnya