INDEF: Iklan "Indonesia Sukses" Menyesatkan

Reporter

Editor

Selasa, 7 September 2004 16:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Iman Sugema menyatakan iklan "Indonesia Sukses" yang ada di berbagai media merupakan akal-akalan statistik. "Statistiknya benar tapi menyesatkan (misleading)," katanya dalam acara diskusi bertema "Meningkatkan Kapasitas Produksi" di Jakarta, Selasa (7/9) siang. Iman mencontohkan poin kedua "Mega Fakta" yakni penerimaan negara dari pajak selama pemerintahan saat ini mengalami peningkatan spektakuler. Menurutnya, memang penerimaan pajak meningkat menjadi Rp 770 triliun selama 3 tahun pemerintahan Mega dan rasio pajak meningkat menjadi 13,5 persen. "Akan tetapi pajak yang tinggi justru berasosiasi dengan pertumbuhan yang rendah," katanya. Iman menguraikan selama masa Orde Baru, "tax ratio" atau rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebesar 7,4 persen. Akan tetapi saat itu pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 persen. Lalu ada jaman pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) rasio pajak mencapai 10,7 persen dari PDB. "Ketika itu pertumbuhan ekonomi menurun menjadi menjadi 4,8 persen," urainya. Sekarang, kata Iman, pada saat pemerintahan Megawati, ketika rasio pajak mencapai 13,5 persen, pertumbuhan ekonomi justru terus turun mencapai 4,2 persen. "Sekarang kalau anda ditanya mana yang lebih baik, pajak rendah dengan pertumbuhan tinggi atau pajak tinggi dengan pertumbuhan rendah tentu jawabnya lebih baik pajak rendah tetapi pertumbuhan tinggi," urainya. Yang lebih parah lagi, kata Iman, pajak yang tinggi dari rakyat itu tidak dikembalikan ke rakyat dalam bentuk investasi melalui anggaran pembangunan. Kenyataannya, anggaran pembangunan terus menurun dari level 8 persen dari APBN pada 1993 menjadi hanya 3 persen pada 2003. "Yang ada malah konsumsi pemerintah yang terus membesar," katanya. Pada 1999, konsumsi pemerintah mencapai 71,1 persen dari PDB dan terus meningkat sampai ke level 8,7 persen pada 2003. "Artinya pajak yang besar yang ditarik dari masyarakat itu tidak dikembalikan lagi ke rakyat lewat anggaran pembangunan tetapi justru untuk belanja pemerintah," katanya. Amal Ihsan — Tempo News Room

Berita terkait

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Panduan Menghitung Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri, Pelancong Harus Tahu

2 hari lalu

Panduan Menghitung Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri, Pelancong Harus Tahu

Jumlah barang bawaan penumpang tidak dibatasi, hanya saja harus membayar bea masuk jika nilainya melebihi batas keringanan USD500.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

2 hari lalu

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyegel Mal Centre Point karena menunggak pajak Rp 250 Miliar sejak 2011 lalu.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

4 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

Pemko Pematangsiantar Imbau Masyarakat Segera Bayar PBB-P2

5 hari lalu

Pemko Pematangsiantar Imbau Masyarakat Segera Bayar PBB-P2

Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar menetapkan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Tahun 2024, jatuh tempo pada 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Kenaikan PPN 12 Persen, Airlangga: Target Kami Pendapatan Pajak Naik

7 hari lalu

Rencana Kenaikan PPN 12 Persen, Airlangga: Target Kami Pendapatan Pajak Naik

Pemerintah akan menaikkan PPN 12 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto singgung kenaikan pendapatan pajak.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

8 hari lalu

10 Negara dengan PPh Pribadi Tertinggi, Ada yang Mencapai 55 Persen

Berikut ini deretan negara dengan tarif pajak penghasilan pribadi tertinggi hingga 50 persen, didominasi oleh negara-negara di Benua Eropa.

Baca Selengkapnya