TEMPO.CO, Banda Aceh - Seorang calon legislator Partai Nasional Aceh (PNA) di Aceh Besar, Zuhra, 31 tahun, diancam dibunuh. Peneror juga memintanya mundur sebagai caleg partai lokal bernomor 12 itu.
Zuhra kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis, 25 April 2013, menceritakan peristiwa yang membuatnya ketakutan. Ancaman itu datang dari seorang bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bernama Bidin, yang cukup dikenalnya. Kejadian berawal pada Minggu, 21 April 2013, saat Zuhra yang berasal dari Desa Lampisang, Kecamatan Seulimum, pergi dengan rekannya ke kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Besar untuk mendaftar sebagai caleg mewakili partainya.
Di tengah jalan, dia dicegat oleh Bidin dan ditanyakan mau ke mana? Zuhra menjawab ia mau mendaftar sebagai caleg dari PNA. Bidin kemudian memintanya tak usah mendaftar, dengan alasan PNA dibenci masyarakat dan kadernya adalah pengkhianat Aceh. "Saya bilang tak mungkin mundur lagi," kisah Zuhra.
Selanjutnya, Bidin mengancam. "Apabila berkhianat, masih ada perintah tembak, sebaiknya mundur," Zuhra menirukan. Zuhra bergeming dan tetap pada pilihannya. Dua hari setelah mendaftar, Bidin menerornya terus melalui pesan pendek dan telepon. "Ditanya apa sudah mundur, dibilang pengkhianat," kata Zuhra.
Tak tahan, dia melapor kepada pengurus partai, dan selanjutnya bersama-sama melaporkan kejadian itu ke Polres Acer Besar pada Rabu, 24 April 2013. Dia mengakui Bidin dekat dengan keluarganya. Bahkan, semasa konflik dulu, ketika Bidin berada di hutan, Zuhra-lah yang menjaga salah seorang anak Bidin. "Saya masih merasa takut, tapi partai dan keluarga saya terus mendukung," ujar Zuhra.
Dia berharap polisi dapat menindak sesuai hukum terkait perilaku pengancaman dan teror. Jadi, ke depan, tak ada lagi ancaman dan teror di Aceh dalam kehidupan demokrasi. Biarlah masyarakat memilih caleg mana yang disukainya.
Ketua Partai Nasional Aceh (PNA) Irwansyah alias Tgk Muchsalmina mengatakan, partai akan bertanggung jawab dan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi setiap anggota dan kader partai. "Serta masyarakat umum dari sikap-sikap premanisme politik," ujarnya.
Partai tersebut akan melakukan perlawanan secara menyeluruh terhadap semua bentuk premanisme politik di Aceh. Irwansyah mengatakan, sikap tersebut akan menjamin kebebasan tumbuhnya perbedaan dalam menentukan pilihan politik bagi masyarakat.
Dia mengakui, ada beberapa kasus lain berupa ancaman yang menimpa kadernya. Bagi masyarakat yang merasa diintimidasi, ia menyarankan agar dapat melaporkan ke posko pengaduan PNA yang ada di kabupaten dan kecamatan. "Untuk membantu tugas kepolisian melakukan penegakan hukum serta melindungi masyarakat dari premanisme politik di Aceh."
Adapun Kapolres Aceh Besar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Djadjuli, mengatakan, polisi telah turun tangan untuk menelusuri laporan ancaman pembunuhan tersebut. "Bidin akan diperiksa sejauh mana melakukan ancaman, apakah kata-kata saja atau memakai alat-alat," ujarnya kepada Tempo. Kepolisian akan terus mendalami kasus itu.
Sumber Tempo menyebutkan, Bidin adalah salah seorang simpatisan Partai Aceh (PA), yang menganggap PNA adalah partai saingan mereka. Kedua partai itu umumnya didukung oleh para mantan anggota GAM untuk memenangkan pemilu legislatif di Aceh pada 2014 mendatang.
ADI WARSIDI
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Ustad Jefry Al Buchori Tutup Usia di Pondok Indah
Ustad Jefry Alami Kecelakaan Tunggal
Eyang Subur Dilaporkan atas Penodaan Agama
Eyang Subur, Konspirasi dan Pasal Santet
Gagal Temui Adi, Pengacara: Eyang Subur Niat Baik
Adi Bing Slamet Tantang Eyang Subur Ketemu di DPR
Berita terkait
Alasan Pengamat Bilang Ada Harapan Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh
10 hari lalu
Suara partai anggota Koalisi Perubahan pada Pileg 2024 menjadi modal pertama untuk menatap Pilkada Aceh.
Baca SelengkapnyaAlasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh
12 hari lalu
Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.
Baca SelengkapnyaPolitikus PKS Nasir Djamil Siap Maju di Pilkada Aceh
15 Juni 2022
Nasir Djamil telah dipastikan diusung oleh partainya, PKS, untuk maju pada Pilkada Aceh 2024.
Baca SelengkapnyaGubernur Aceh Irwandi Piloti Pesawat, Sekabin dengan Eks Lawannya
21 Juli 2017
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menjadi pilot pesawat jenis Shark Aeoro, sekabin dengan mantan lawan politiknya di Pilkada Aceh lalu, Muzakir Manaf.
Baca SelengkapnyaJokowi Mampir di Pelantikan Gubernur Aceh Sebelum ke Turki
5 Juli 2017
Sebelum kunjungan kenegaraannya ke Turki, Presiden Jokowi menyempatkan datang ke pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah.
Baca SelengkapnyaPelantikan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Dihadiri 1.200 Undangan
5 Juli 2017
Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, dilantik Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Pelantikan ini dihadiri 1.200 undangan.
Baca SelengkapnyaBesok Irwandi Yusuf Dilantik Mendagri sebagai Gubernur Aceh
4 Juli 2017
Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, akan dilantik Rabu pagi, 5 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaKIP Aceh Resmi Tetapkan Irwandi Yusuf sebagai Gubernur 2017-2022
7 April 2017
Pasangan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah meraih suara terbanyak, yakni 898.710 suara.
Baca SelengkapnyaRefleksi Pilkada Aceh 2017, Sukarnya Perempuan Jadi Pemimpin
6 Maret 2017
Peneliti dari Aceh Institute mengungkapkan disiplin partai masih belum mendukung partisipasi perempuan dalam politik dan Pilkada Aceh.
Baca SelengkapnyaIrwandi Yusuf Kembali Berjaya di Pemilihan Gubernur Aceh
25 Februari 2017
Mantan Gubernur Aceh 2007-2012, Irwandi Yusuf kembali menang dalam Pilkada Aceh 2017, berdasarkan hasil akhir rapat pleno rekapitulasi suara hari ini.
Baca Selengkapnya