Satu dari tiga ekor anak harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) berumur 25 hari bersama induknya saat berada di Taman Marga Satwa Medan, Sumut. ANTARA/Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Surabaya - Rosek, harimau Sumatera koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), ditemukan mati di kandangnya, Kamis pagi ini, 4 April 2013. Satwa dengan nama latin Panthera tigris sumatrae ini sudah lama mengidap penyakit gangguan pencernaan dan merupakan satwa yang masuk catatan KBS sebagai satwa yang perlu penanganan intensif.
Bagian Humas Kebun Binatang Surabaya, Anthan Warsito, kepada Tempo mengatakan, Rosek sudah lama sakit. "Komplikasi termasuk gangguan pencernaan," kata Anthan saat dihubungi Tempo, Kamis sore ini. Rosek sudah 13 tahun menghuni KBS. "Karena memang peranakannya dari KBS." Rosek memang sudah lama terdeteksi mengidap gangguan pencernaan. Berdasarkan catatan medis tim kesehatan KBS, kondisi kesehatan Rosek tidak membaik. "Dari bulan ke bulan terus memburuk," katanya.
Sudah dua tahun terakhir ini Rosek mendapatkan penanganan medis secara intensif. Setiap saat harus selalu dipantau kondisi kesehatannya. Untuk makan saja, kata dia, Rosek harus "disuapi". "Daging harus ditaruh ke mulutnya," katanya. Ketika binatang koleksi dalam kondisi tidak sehat, maka prosedurnya harus dipisahkan dari binatang lain. "Dia dirawat di kandang perawatan," ujarnya. Pasca-kematian Rosek pagi tadi, tim kesehatan KBS langsung melakukan otopsi. "Dari diagnosisnya menyebutkan kalau Rosek mengidap beberapa penyakit. Salah satunya, ya gangguan pencernaan itu," katanya.
Setelah diotopsi, Rosek langsung dikremasi di krematorium KBS pagi tadi. Data KBS Surabaya menyebutkan, pasca-kematian Rosek, jumlah harimau Sumatera koleksi KBS saat ini tinggal 11. "Tiga jantan dan delapan betina," katanya. Adapun jumlah keseluruhan satwa koleksi KBS saat ini sebanyak 3.626 satwa.
Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah
24 Mei 2017
Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah
Seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) masuk ke tengah permukiman warga Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.