TEMPO Interaktif, Solo:Koalisi Kebangsaan yang dibentuk empat partai pendukung Megawati-Hasyim Muzadi, PPP, PDIP, Partai Golkar dan PDS, mendapat tandingan dari sejumlah politisi daerah di Solo yang membentuk Koalisi Rakyat Jelata.Tokoh senior PPP di Solo, Mudrick M. Sangidu, yang mempelopori koalisi tersebut menyatakan Koalisi Rakyat Jelata bukan untuk mendukung satu calon presiden tertentu, tetapi lebih sebagai sikap penolakan dari elite politik yang memaksakan kehendak rakyat untuk menentukan presiden pilihannya."Koalisi elite yang kemudian dibarengi sanksi terhadap anggota partai yang tidak mengikuti kemauan mereka merupakan pengkhianatan terhadap demokrasi, karena mereka hanya berorientasi terhadap kekuasaan semata. Koalisi Rakyat Jelata menolak upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu itu," ujar Mudrick dalam deklarasi Koalisi Rakyat Jelata, di Solo, Jumat (27/8).Ikut menandatangani deklarasi Koalisi Rakyat jelata tersebut di antaranya Wakil Ketua PNBK Solo Suwarto, Wakil Sekretaris PPP Sukoharjo Suharto, dan Wakil Ketua Partai Merdeka Jawa Tengah Suprapto. Tokoh Malari, Hariman Siregar, juga terlihat dalam acara tersebut dan memberikan orasi. Juga nampak beberapa anggota DPRD Solo dari Partai Amanat Nasional bersama sekitar 30-an undangan lain yang sebagian besar diketahui sebagai relawan dan pendukung SBY-JK. "Koalisi ini bukan untuk mendukung SBY, meski saya adalah Koordinator Tim Sukses SBY-JK se Surakarta. Koalisi Rakyat Jelata bertujuan untuk mengingatkan agar rakyat tidak takut untuk memilih presiden sesuai dengan nuraninya," ujar Mudrick.Imron Rosyid - Tempo News Room