Wawancara Abraham Samad, Janji Lebih Galak  

Reporter

Kamis, 4 April 2013 07:14 WIB

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyangkal telah melanggar kode etik dalam memimpin KPK. Apa yang dilakukan selama ini, ia sebut, sebagai langkah radikal terhadap kasus korupsi yang masif dan sulit diberantas. Namun, caranya itu dianggap menyebabkan bocornya dokumen penyidikan oleh Komite Etik yang dibentuk KPK.

Berikut ini wawancara khusus wartawan Tempo, Febriana Firdaus, dengan Abraham di ruang kerjanya tadi malam.

Tanggapan Anda soal putusan Komite Etik?
Saya menganggap putusan itu kurang elegan. Memang saya tidak terbukti membocorkan, tapi saya berhubungan dengan wartawan. Menurut saya, pimpinan lain juga suka berhubungan dengan wartawan. Jadi, apa yang salah?

Anda dianggap melanggar kode etik pimpinan?
Yang saya lakukan itu langkah radikal, progresif, dan fundamental. Karena korupsi di Indonesia bersifat masif dan sistematis sehingga perlu langkah progresif.

Maksud Anda, dalam penuntasan kasus Anas Urbaningrum diperlukan langkah progresif?
Yang saya maksud, sejak awal gaya saya, menurut orang, agak nyeleneh, seperti dalam kasus Miranda S. Goeltom (terpidana kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur BI). Sebenarnya bukan nyeleneh. Itu langkah progresif dan radikal.

Ada perbedaan pendapat soal penetapan Anas sebagai tersangka?
Tidak ada beda pendapat. Kami sudah sepakat. Makanya, saya heran. Saya tidak mau ke belakang. Saya menatap ke depan bahwa banyak kendala dalam pemberantasan korupsi. Tapi saya tidak boleh ciut sedikit pun untuk tetap maju memberantas korupsi.

Kenapa Anda tidak mengizinkan Komite Etik memeriksa BlackBerry Anda?
Saya ini punya prinsip bahwa saya bukan tersangka. Ngapain mau digeledah? Yang digeledah itu kan tersangka korupsi. Saya tersinggung berat. Kenapa mau memeriksa saya? Saya bukan tersangka.

Apa yang ingin dicari Komite Etik dari BlackBerry Anda?
Mungkin komunikasi dengan wartawan. Saya bilang, gampang saja. Buka saja BlackBerry-nya wartawan. Jangan saya. Karena saya enggak mau diperlakukan sebagai penjahat. Kalau mau crosscheck, tanya saja wartawannya.

Bagaimana dengan Wiwin Suwandi, sekretaris Anda yang tinggal serumah dengan Anda?
Begini, dia belum punya rumah di Jakarta. Saya harus bertanggung jawab karena saya yang memanggil dia (dari Makassar). Anak ini penulis jurnal ilmiah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Saya direkomendasikan Dekan Fakultas Hukum di sana. Menurut saya, tidak ada masalah.

Betulkah ada campur tangan Istana dalam bocornya sprindik?
Ada fakta saya bukan orang Istana. Pertama, saya getol mendorong kasus Bank Century. Kedua, KPK dengan cepat menetapkan Andi Alifian Mallarangeng, anak emasnya SBY, sebagai tersangka (dalam kasus Hambalang). Bagaimana bisa disebut saya orang Istana? Aneh tuduhan ini. *

Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas

Berita terkait:

Komite Etik Pastikan Pihak Istana Tidak Terlibat

Komentar DPR Soal Kasus Sprindik KPK

Usut Sprindik Anas, KPK Terjebak Pemberitaan?

Diberi Sanksi, Abraham Diminta Tak Kecil Hati

Berita terkait

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

10 jam lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

10 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

12 jam lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

13 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

14 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

16 jam lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

20 jam lalu

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

21 jam lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

1 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya