TEMPO.CO, Batu - Guru sekolah dasar di Batu, Malang, Jawa Timur, mendukung Dinas Pendidikan Kota Batu dalam menarik seluruh materi buku lembar kerja siswa (LKS) pendidikan lingkungan hidup (PLH). Alasannya, LKS tersebut dikhawatirkan akan berdampak negatif karena ada artikel yang menjurus pornografi untuk kelas dua.
Dalam artikel tersebut, ada penggambaran hubungan seksual sesama jenis atau homoseksual antara warok dan gemblak, yang dikenal sebagai seniman Reog Ponorogo. Artikel itu ditemukan pada halaman 36 dan 37.
"Lebih baik ditarik, daripada timbul pertanyaan dari siswa," kata Kepala SD Negeri 1 Ngaglik, Yayuk Rahayuningsih, Rabu, 27 Maret 2013. Kekhawatiran makin bertambah jika pertanyaan itu disampaikan kepada orang tua yang tak bisa memilah jawaban yang layak untuk anak dan mengerti pendidikan.
Menurut Yayuk, sejak awal LKS tersebut diterbitkan, pihaknya mengaku khawatir jika pembahasan materi tentang warok dan kesenian Reog Ponorogo bakal kebablasan. Untuk itu, setiap guru kelas dua memberikan metode pembelajaran khusus. Antara lain, hanya menjelaskan kesenian Reog Ponorogo. "Soal kehidupan pribadi atau penyimpangan seksual tak kita singgung," katanya.
Dinas Pendidikan Kota Batu telah menarik seluruh LKS pelajaran muatan lokal PLH. Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Budi Santoso, mengatakan, artikel tentang kehidupan warok tak pantas disajikan untuk pelajar.
Kini, kata Budi, tim penyusun LKS baru telah dibentuk. "Didampingi tim ahli dari Universitas Negeri Malang," kata dia. Tim ahli ini bertugas mengawasi dan mengevaluasi seluruh isi dan materi LKS sebelum dicetak dan diedarkan ke sekolah. Sejauh ini diketahui bahwa LKS yang bermasalah tadi tak didampingi ahli dan tak ada pengawasan.
LKS itu, ujar Budi, disusun pada 2010 lalu. Penyusunnya adalah PA, seorang guru; dan S, pengawas sekolah. Keduanya telah diberikan peringatan dan menyatakan permintaan maaf. Namun, Dinas Pendidikan tak memberikan sanksi terhadap kelalaian itu.
EKO WIDIANTO
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita lainnya:
Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman
Kata Polisi Soal Tersangka Serangan Penjara Sleman
Begini Tahanan LP Sleman Dipilah Penembak
Tahanan Cebongan Sleman Dipaksa Tepuk Tangan
Berita terkait
Aktivis dan 'Geng Motor' Banten Bikin Gerakan Motor Literasi
13 Mei 2017
Aktivis literasi dan komunitas motor Banten bikin gerakan
Motor Literasi.
Jokowi Upayakan Pengiriman Buku ke Perbatasan Gratis
2 Mei 2017
Mengatasi persoalan yang dihadapi pengiat literasi di
pedalaman, Jokowi akan menggratiskan ongkos pengiriman buku
ke daerah perbatasan.
Kemendikbud Terima 8 Juta Buku Bacaan dari Amerika Serikat
24 Mei 2016
USAID Indonesia yang diwakili Wakil Duta Besar Amerika Serikat Brian McFeeters memberikan 600 ribu buku untuk tujuh kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok Mengapa Harus Murka di Jakarta Book Fair
27 Juli 2015
Ahok meluapkan kekecewaannya lantaran mendapati harga perlengkapan sekolah yang dijual di pameran itu ternyata lebih mahal dibanding harga pasar.
Baca SelengkapnyaGowa Bakal Hapus Mata Pelajaran Baca, Tulis, dan Hitung di SD
18 Juni 2015
Menurut Ichsan, metode bermain sambil belajar dapat membuka komputer atau kerangka otak anak.
Baca SelengkapnyaIni Syarat Jalur Prestasi Penerimaan Siswa di Bandung
5 Juni 2015
Peserta Olimpiade Sains Nasional dan Internasional lewat jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaBuku Pelecehan Sahabat Nabi, Menteri Agama: Polisi Harus Usut
30 Maret 2015
Buku itu dikecam lantaran memuat silsilah keluarga salah satu Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khattab, dengan gambar babi.
Baca SelengkapnyaBuku Pelajaran Agama Rawan Disusupi Paham ISIS
23 Maret 2015
"Ajaran bunuh-membunuh telah dipraktekkan oleh ISIS. Mengajarkan buku itu secara tidak langsung menjadikan anak didik kader ISIS," kata Aan Anshori.
Baca SelengkapnyaGus Sholah: Buku Pelajaran Radikal Harus Ditarik
22 Maret 2015
"Apa pun alasannya, membunuh orang lain itu enggak benar," kata Gus Solah menyikapi buku pelajaran berisi paham radikal.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Tarik Buku yang Ajarkan Membunuh Kafir
22 Maret 2015
Muntholip mengatakan buku terbitan Kemendikbud tersebut otomatis jadi acuan nasional dan tidak hanya beredar di Jombang.
Baca Selengkapnya