TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mencarikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi penggiat literasi di daerah pedalaman. Salah satu yang diupayakan Jokowi adalah dengan menurunkan ongkos pengiriman buku.
"Ternyata mahal sekali ongkos kirim bukunya. Itu karena letak tujuannya di gunung, perbatasan, tepi pantai. Jauh-jauh sekali," ujar Jokowi usai menemui para penggiat literasi di Istana Kepresidenan, Selasa, 2 Mei 2017.
Simak pula: Patung Lilin Jokowi di Hong Kong, Iriana: Mirip 99 Persen
Saat ini solusi yang dipikirkan Jokowi adalah menentukan hari di mana ongkos pengiriman buku bisa digratiskan oleh Pos Indonesia. Ia mengaku sudah menelepon Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno untuk mengkaji kemungkinan itu.
Jika terwujud, kata Jokowi, tanggal pengiriman gratis itu akan langsung disampaikan ke penggiat literasi. Dengan begitu, mereka bisa mengatur waktu pemesanan dan pengiriman buku yang mereka inginkan.
"Saya tadi sudah telepon Menteri BUMN dan Pos Indonesia. Saya tadi minta agar disediakan satu hari saja untuk pengiriman buku itu gratis," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi juga meminta Dinas Pendidikan di masing-masing daerah untuk bergerak membantu penggiat literasi. Ia menegaskan bahwa menangani kurangnya buku di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah.
"Tidak semua wilayah kita terjangkau oleh perpustakaan seperti yang ada di kabupaten atau kota. Ada tempat-tempat yang terpencil, di perbatasan, di pinggiran. Kita ini negara dengan 17 ribu pulau dan itu harus dicatat," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Berharap ASEAN Sepakati Dokumen Perlindungan Buruh Migran
Penggiat literasi sekaligus pendiri Perpustakaan 24, Eko Cahyono, mengapresiasi langkah Presiden Jokowi. "Akhirnya semua dibantu diberikan buku. Ketika keluhannya biaya pengiriman, digratiskan pula pengirimannya," ujar Eko, yang aktif sebagai penggiat literasi di 58 desa sejak 1994.
Menurut Eko, para penggiat literasi tidak menyangka bakal dipanggil Presiden Jokowi. Bahkan, mereka diminta menyampaikan keluhan yang dihadapi.
Para penggiat literasi, kata Eko, tak menyangka Presiden memanggil mereka untuk mendengarkan keluhan yang
ISTMAN M.P.