TEMPO.CO, Bojonegoro - Nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro, Jawa Timur, terus meningkat. Untuk 2013 mencapai Rp 2,1 triliun, sedangkan pada 2012 masih di angka Rp 1,89 triliun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, Baktiono, menjelaskan bahwa peningkatan nilai APBD seiring dengan bertambahnya produksi minyak dan gas bumi di Blok Cepu. ”Pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang besar terhadap APBD,” katanya, Selasa, 4 Maret 2013.
Menurut Baktiono, pada APBD 2012, pendapatan dari DBH migas Rp 460 miliar. Naik dari Rp 224 miliar pada APBD 2011. Adapun untuk 2013 ditargetkan Rp 400 miliar. Namun, dia optimistis realisasinya bisa jauh lebih besar jika produksi migas di Bojonegoro, yang saat ini berkisar antara 20 hingga 21 ribu barel per hari, bisa stabil.
Direktur Bojonegoro Institut, lembaga swadaya masyarakat pemerhati bidang migas, Joko Purwanto, meyakini nilai APBD Bojonegoro melonjak tajam pada empat atau lima tahun mendatang, yang bisa mencapai Rp 4 triliun.
Joko mengatakan pendapatan dari DBH migas akan terus meningkat. Apalagi jika produksi migas Blok Cepu mencapai puncaknya, yaitu 165 ribu barel per hari. ”Bojonegoro bisa menjadi daerah terkaya di Jawa Timur atau di Pulau Jawa,” ujarnya.
Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani, mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 kabupaten setempat mendapatkan tambahan dana dari bagi hasil, meningkatkan total APBD menjadi Rp3 triliun.
Gibran Sebut Hanya 2 OPD di Pemkot Solo yang Tak Capai Target Pendapatan Asli Daerah
18 Januari 2024
Gibran Sebut Hanya 2 OPD di Pemkot Solo yang Tak Capai Target Pendapatan Asli Daerah
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut tidak tercapainya target PAD dalam APBD Kota Solo 2023 hanya ada di 2 organisasi perangkat daerah (OPD).