Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq memberikan salam tiga jari, simbol nomor urut PKS dalam pemilu 2014, di dalam mobil tahanan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (31/1). Luthfi dijadikan tersangka dalam kasus dugaan suap terkait kebijakan impor daging sapi senilai 1 miliar dari pihak PT Indoguna Utama. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Al Muzzamil Yusuf, mengatakan partainya tak mempercayai hasil survei yang ada. Meskipun mengakui kasus suap impor daging yang melibatkan kadernya akan mempengaruhi tingkat elektabilitas, dia yakin hasil perolehan suara PKS pada 2014 akan lebih tinggi dibandingkan hasil survei.
"Kami memperhatikan hasil survei, tetapi itu bukan ukuran pasti," katanya di kompleks parlemen, Senayan, Selasa, 19 Februari 2013.
Survei dari Lembaga Survei Jakarta sebelumnya menempatkan PKS sebagai partai terkorup kedua setelah Partai Demokrat. Kasus suap yang menimpa mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, menurut survei ini, membuat masyarakat tak lagi percaya dengan jargon PKS sebagai partai bersih, jujur, dan profesional. PKS diprediksi hanya mendapatkan suara 2,6 persen jika pemilihan umum dilakukan saat ini.
Muzzamil mengakui kasus yang menimpa mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai ini. Namun, dia berharap, proses pengadilan akan menentukan seberapa besar dampak kasus ini kepada partainya.
Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat ini mengatakan, "Jika pengacara bisa memberikan bukti yang positif terhadap posisi Luthfi Hasan, maka hal tersebut akan berpengaruh pada posisi PKS."