Sultan Akan Lepas Elang Jawa di Gunung Merapi  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 19 Februari 2013 14:01 WIB

Elang jawa (Spizaetus bartelsi). ANTARA/Seno S.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hari ini Sultan Hamengku Buwono X dijadwalkan akan melepas seekor elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di lereng selatan Gunung Merapi. Pelepasan elang Jawa ini sekaligus menambah populasi satwa langka tersebut di kawasan Merapi pascaerupsi.

Sebelum dilepas, elang Jawa jantan berumur sekitar 4 tahun tersebut telah menjalani proses rehabilitasi di Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja selama dua tahun. Elang tersebut diserahkan oleh Khusnun Imron, seorang mahasiswa asal Bantul, ke WRC Jogja, 24 Juni 2011. Khusnun mengaku prihatin terhadap satwa langka yang juga menjadi lambang negara Indonesia tersebut diperjualbelikan secara bebas. Karena itu, ia membeli satwa tersebut kemudian menyerahkannya ke WRC Jogja untuk direhabilitasi agar bisa dilepasliarkan kembali ke alam.

Menurut Kepala Divisi Pengelolaan Satwa WRC Jogja, Dian Tresno Wikanthi, kondisi elang Jawa ketika diserahkan sekitar dua tahun lalu cukup memprihatinkan. Cakar dan paruhnya terlalu panjang, mengindikasikan satwa tersebut dirantai di tenggeran besi sehingga tidak bisa mengasah cakar dan paruhnya seperti di alam bebas. "Ketika diserahkan, elang Jawa tersebut juga tidak bisa terbang," kata Dian.

Dian menambahkan, proses rehabilitasi yang dilakukan di WRC Jogja adalah mengembalikan perilaku alami elang Jawa tersebut. Rehabilitasi tersebut meliputi latihan terbang, pengenalan pakan alami, serta ditempatkan dalam kandang yang mirip habitat alaminya. "Selama hampir dua tahun menjalani rehabilitasi, sekarang elang Jawa tersebut sudah layak untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya. Kondisi satwanya sekarang sangat sehat dan siap untuk dikembalikan ke habitat alaminya," kata Dian.

Sebelum dilepasliarkan di lereng selatan Merapi, elang Jawa jantan tersebut dipasangi wing marker, banding (cincin), serta microchip. Pemasangan wing marker, banding, dan microchip dilakukan di WRC Jogja hari ini. "Untuk pemasangan banding, kami bekerja sama dengan IBBS (Indonesian Bird Banding Scheme) sebagai lembaga yang memang memiliki kewenangan untuk melakukan banding atau tagging," Dian menjelaskan.

Setelah pemasangan wing marker, cincin, dan microchip, selanjutnya elang Jawa tersebut akan ditempatkan di kandang habituasi di Dusun Turgo, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, hingga saat dilepasliarkan pada 26 Februari 2013 nanti. Penempatan elang Jawa di kandang habituasi selama seminggu ini dimaksudkan sebagai masa penyesuaian (aklimatisasi) satwa sebelum dilepas ke alam bebas.

Pelepasan seekor elang Jawa di lereng selatan Merapi ini merupakan kerja sama antara BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta selaku pemegang otoritas satwa negara, Taman Nasional Gunung Merapi selaku pemilik kawasan pelepasliaran, serta WRC Jogja selaku lembaga yang menangani teknis rehabilitasi satwa langka milik negara.

Menurut Manajer Operasional WRC Jogja, Ferry Ardianto, pelepasliaran seekor elang Jawa ini sekaligus untuk menambah populasi elang Jawa di kawasan Merapi pascaerupsi. Apalagi, elang Jawa merupakan satwa yang menjadi prioritas negara untuk dilepasliarkan di habitat alaminya. "Dengan dilepas oleh Sultan Hamengku Buwono X, diharapkan satwa tersebut tidak diganggu oleh warga, mengingat tingkat kepatuhan warga Yogya terhadap Sultan cukup tinggi," katanya.

Berdasar pantauan Perkumpulan Ahli Burung Indonesia, populasi elang Jawa di kawasan Merapi sebelum erupsi adalah tiga pasang alias enam ekor. "Pascaerupsi, kami belum melakukan pemantauan lagi. Namun kami yakin jumlahnya tidak berkurang, mengingat elang merupakan satwa yang peka terhadap tanda-tanda alam," kata Pramana Yudha, Presiden Perkumpulan Ahli Burung Indonesia yang juga pengurus IBBS, saat ditemui seusai pemasangan cincin dan microchip di WRC Jogja.

Selain enam ekor elang Jawa, kawasan lereng selatan Merapi juga dihuni oleh elang jenis lain, seperti elang hitam, elang bido, dan elang brontok. "Menurut saya, kawasan selatan Merapi sebenarnya cukup padat populasi elang. Namun saya yakin BKSDA pasti sudah punya perhitungan cermat ketika memilih kawasan selatan Merapi sebagai lokasi pelepasliaran elang Jawa ini," katanya.

HERU CN

Berita terkait

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

2 hari lalu

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

KLHK saat ini memburu 58 buron tersangka pidana lingkungan hidup. Bentuk tim khusus bernama Satgasus Cakra.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

45 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

19 Maret 2024

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

15 Maret 2024

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya