Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh sedang memberikan penjelasan tentang pelaksanaan UN tahun 2012 yang akan dimulai Senin, 16 April 2012, di Kemdikbud gedung A, Lt 2 , Senayan, Jakarta, Kamis (12/4). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh kini rajin menyosialisasikan kurikulum baru 2013. Rabu 30 Januari 2013, Nuh menjelaskan kurikulum baru ini kepada sekitar 4.000 guru sekolah Muhammadiyah dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Di tengah pidatonya, dia memberi ulasan singkat metode pengajaran matematika pada kurikulum baru. "Misalnya guru minta siswa belajar mengenai keliling persegi panjang," katanya. Nuh mengilustrasikan guru bisa memberi semua siswanya satu kawat dengan panjang 20 sentimeter. Guru itu meminta semua siswanya membuat persegi dari kawat tadi lalu menghitung luas keliling persegi mereka masing-masing.
Kata Nuh hasil pekerjaan siswa akan menunjukkan hasil bentuk persegi yang bermacam-macam, tergantung ukuran panjang dan lebar yang terbentuk. Tapi, tak berhenti di situ, karena guru bisa mengajukan pertanyaan mengenai berapa luasannya. Siswa akan tahu ada persegi dengan keliling sama tapi luasannya berbeda dan nilai tertinggi bisa diberikan pada karya persegi siswa dengan nilai luas paling besar.
"Pelajaran bagi siswa ialah, ada banyak kebenaran, tapi ada satu kebenaran yang terbaik," ujar dia.
Sedangkan, pada pengajaran ilmu pengetahuan alam, murid akan banyak diajak praktek lapangan. Misalnya saja, untuk mengajarkan teori rotasi bumi pada matahari, guru mengajak siswa keluar kelas dan mengamati gerak matahari.
"Dengan cara ini, selain membangun kreatifitas, siswa juga perlu dibiasakan observasi dan menghormati data-data. Jadi kalau sudah dewasa, mereka tak suka ngomong asal jeplak (asal ngomong tanpa dasar)," kata Nuh.