Tak Kunjung Dirujuk, Bocah Ini di Ujung Maut  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 30 Januari 2013 17:53 WIB

Ilustrasi: womenshealth.gov

TEMPO.CO, Semarang - Seorang anak bernama Nurul Mahmudah kini nyawanya di ujung maut. Bocah berusia 3 tahun 8 bulan itu hanya bisa duduk lemah di rumahnya, di Jalan Bintoro Kecil II Nomor 16, Kelurahan Pandean Lamper, Kota Semarang. Derita yang dialami bocah mungil itu jelas terlihat oleh kondisinya yang sulit bernapas dan sesekali ia tersengal. Sedangkan bibir, kuku, serta jarinya kelihatan membiru.

"Ia tak minat untuk bermain, apalagi ceria. Setiap kali berjalan beberapa langkah saja, ia sudah merasa kelelahan," ujar Retno Pujianti, ibunda Nurul, saat ditemui di rumahnya kemarin.

Putri keduanya itu mengalami penyakit penyempitan pembuluh darah pernapasan dan klep jantungnya bocor. Nurul sebelumnya telah dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintah Kariadi Kota Semarang, namun hanya berlangsung satu pekan pada 22 hingga 29 Januari 2013.

Menurut Retno, dokter yang menangani Nurul tak sanggup melakukan penanganan, meski telah melakukan kateterisasi. Dokter pun menyarankan agar Nurul dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. Namun sayangnya, surat rujukan yang dijanjikan segera keluar tak kunjung diterima. Yang terjadi justru Nurul dihentikan dari proses perawatan di rumah sakit itu dan dikembalikan ke rumah.

Kini kondisinya terus menurun, sejak cairan infus dan oksigen yang mengalir ke tubuhnya dicabut sejak Selasa kemarin. Padahal, menurut Retno, ia sudah berupaya agar putrinya itu dirawat secara gratis dengan meminjam kartu jaminan kesehatan masyarakat, yang seharusnya untuk sang bapak, Suwakir. "Kalau mau dirujuk, kenapa harus dikembalikan ke rumah?" ujar Retno mempertanyakan. Retno ingin sekali menyelamatkan nyawa anaknya itu, namun biaya menjadi kendala utama bagi keluarga pasangan Suwakir dan Retno untuk memenuhi harapan mereka.

Manajemen Rumah Sakit Umum Pemerintah Kariadi Kota Semarang ketika diminta konfirmasi pun masih kebingungan dengan surat rujukan yang diharapkan. Mereka justru masih memerlukan pengecekan data Nurul, yang sebelumnya tercatat sebagai pasien anak di poli jantung. "Kami sedang konfirmasi ke dokter yang menangani," ujar staf humas Rumah Sakit Umum Pemerintah Kariadi, Anggita Putri Azari kemarin.

Menurut dia, proses rujukan harus melalui beberapa tahapan, di antaranya mendapat keputusan dari dokter, direktur, dan cap stempel rumah sakit. "Namun kami tetap upayakan agar data ketemu dan segera dapat surat rujukan," ujar Anggita.

Ia mengaku telah berupaya menghubungi dokter yang menangani Nurul, namun kesulitan karena telepon sang dokter tak aktif.

EDI FAISOL

Berita Populer

Irwansyah Bebas, Raffi Ahmad: Yah Lu Pulang...

Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus

KPK Tangkap Tangan Tiga Pelaku Suap

Hary Tanoesoedibjo Ingin Satukan ISL dan IPL

KPK Sita 2 Plastik Penuh Duit Pecahan Rp 100 Ribu





Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

4 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

8 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

13 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

16 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

19 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya