TEMPO.CO, Kediri - Dinas Peternakan Kabupaten Kediri menyatakan penjualan produk itik ke luar daerah macet total meskipun wabah flu burung semakin meluas. Padahal, hingga kini dana penanggulangan bencana yang dijanjikan pemerintah provinsi juga tak jelas kabarnya.
Kepala Subdinas Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri, Apriati Dwiwin, mengatakan hampir setiap hari dirinya menerima keluhan dari para peternak yang mengalami kerugian luar biasa. Produk itik mereka tak lagi laku dijual ke luar daerah. “Semua itik asal Jawa Timur tak laku lagi dijual,” kata Dwiwin kepada Tempo, Rabu, 26 Desember 2012.
Dwiwin mengatakan nasib para peternak itik di wilayahnya ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Di tengah upaya mereka menanggulangi wabah flu burung secara swadaya akibat keterbatasan dana pemerintah, kini bisnis tersebut terancam gulung tikar. Seluruh pengiriman itik ke luar daerah berhenti total akibat pemberitaan flu burung yang begitu gencar.
Para peternak ini, menurut Dwiwin, telah berjuang mati-matian menyelamatkan usahanya. Di tengah kasus kematian yang mendera ribuan ekor peliharaannya, mereka harus rela merogoh kocek untuk membeli desinfektan dan obat untuk melawan virus flu burung. Pembelian secara swadaya ini terpaksa dilakukan akibat tidak tersedianya desinfektan gratis dari pemerintah.
Janji Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk mengalokasikan dana penanggulangan bencana sebagai konsekuensi penerapan status luar biasa hingga kini tak jelas ujung pangkalnya. Akibatnya penanggulangan wabah flu burung ini diserahkan sepenuhnya kepada para peternak. Dinas Peternakan hanya bisa memberikan penyuluhan tentang standar penanganan flu burung, seperti sterilisasi kandang dan pekerja, penyemprotan desinfektan, hingga pembakaran bangkai unggas yang terinfeksi.
Imbauan pemerintah untuk memusnahkan itik yang terinfeksi tak dilakukan karena tidak adanya kompensasi/ganti rugi kepada peternak atas pemusnahan itu seperti pada kasus flu burung ayam beberapa waktu lalu. Akibatnya, para peternak hanya bisa mengisolasi dan memisahkan itik yang sakit meskipun hal itu jauh dari efektif.
Kondisi ini dibenarkan Tamaji, salah satu peternak itik di Desa Tegalan, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri yang merupakan daerah endemis serangan flu burung. Dia menyatakan usahanya hancur akibat penolakan itik asal Kediri. “Kami hanya bisa menjual untuk lokal saja,” katanya.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa
7 jam lalu
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
11 jam lalu
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bersama para perwira tinggi Jenderal TNI siap bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
1 hari lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca SelengkapnyaKelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta
1 hari lalu
Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi
1 hari lalu
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan tidak pandang bulu dalam pemberantasan korupsi di lembaganya.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP
1 hari lalu
BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP
Baca SelengkapnyaMobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo
1 hari lalu
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.
Baca SelengkapnyaDirjen Hortikultura Kementan Sebut Rp4 Miliar Lebih Dianggarkan untuk Keperluan SYL
2 hari lalu
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengungkapkan ada anggaran Rp4 miliar lebih untuk memenuhi keperluan Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Baca SelengkapnyaKementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian
2 hari lalu
Tujuan utama optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi.
Baca SelengkapnyaSaksi: SYL Minta Rp105 Juta ke Ditjen Tanaman Pangan Kementan untuk Bayar Keris Emas
2 hari lalu
Pejabat di Kementerian Pertanian, Edi Eko Sasmito, bersaksi direktoratnya mendapat jatah pembayaran pembelian keris emas Rp105 juta dari SYL
Baca Selengkapnya