Penduduk Tolak Pembangunan Dam di Lereng Merapi

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 21 Desember 2012 19:21 WIB

Sejumlah warga melintasi Dam Sabo Bronggang setelah penyurutan aliran lahar dingin di Sungai Gendol, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (1/1). FOTO ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Yogyakarta- Cek dam Sabo di hulu sungai-sungai lereng Merapi ditolak penduduk setempat. Sebab, adanya Sabo itu justru mengkhawatirkan warga dan mengancam perkampungan di sekitar sungai. Seperti Sabo di Kali Gendol, Kali Opak, Kali Bebeng, Kali Kuning dan Kali Krasak. "Pada erupsi 2010, dam Sabo itulah yang menyebabkan perkampungan terlanda lahar panas dan banjir lahar dingin," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman saat ditemui di lereng Merapi, Jumat 21 Desember 2012.

Sebab, saat material vulkanik sudah memenuhi Sabo, maka luncuran lahar panas dan banjir lahar dingin justru ke perkampungan yang dekat dengan sungai. Terutama di Kali Gendol yang menyebabkan lebih dari 200 warga tewas tersabu awan panas pada 5 November 2010.

Di hulu Kali Gendol yang masuk wilayah Kepuharjo ada delapan cek dam Sabo di Kali Gendol. Yaitu di Dusun Manggong ada dua Sabo, di Dusun Kepuh ada satu Sabo, di Batur ada satu Sabo, di Kopeng ada satu Sabo dan di Dusun Jambu ada satu Sabo. Sedangkan dua lainnya berada di aliran Kali Opak. Yaitu di Dusun Kulon Kopeng dan Pagerjurang. "Semua dam Sabo itu rusak akibat erupsi 2010," kata dia.

Ia menyatakan, lebih baik sungai-sungai yang berhulu di Merapi terutama di bagian hulu tidak diberi dam Sabo. Tetapi dibuat cerukan-cerukan supaya terisi oleh material yang masih menumpuk di hulu sungai.

Menurut Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan fungsi cek dam Sabo untuk menampung sementara material lahar dan mengarahkan aliran lahar ketika sungai penuh. "Selain untuk menahan laju lahar juga difungsikan untuk jembatan" kata dia.

Ia mengakui, pada erupsi Merapi 2010 dilanjutkan banjir lahar dingin, dam-dam yang berada di hulu sungai lereng Merapi tidak mampu menampung material. Namun, saat ini masyarakat tidak perlu khawatir karena daya tampung sungai untuk lahar dinilai sudah memadai.

Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Alam Energi dan Mineral Sleman, Widi Sutikno sejak tahun 2011 pihaknya sudah memperbaiki 13 cek dam Sabo yang berada di Kali Gendol satu Sabo, di Kali Kuning tujuh Sabo, di Kali Boyong empat Sabo di Kali Krasak satu Sabo. "Perbaikan akan dilakukan lagi mulai 2013 diutamakan di sungai-sungai besar," kata dia.

MUH SYAIFULLAH


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

17 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

32 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

33 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

42 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

58 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

58 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.

Baca Selengkapnya