TEMPO.CO, Jakarta -Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat kembali menggelar sidang etik dugaan permintaan jatah oleh anggota Dewan pada Direksi PT Merpati Nusantara Airlines. Konfrontasi pertama kali akan dilakukan terhadap Direktur Utama Merpati, Rudi Setiopurnomo dan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sumaryoto.
Ketua Badan Kehormatan DPR, Muhammad Prakosa mengatakan pemanggilan dilakukan berdasarkan urutan pemanggilan pertama. "Agendanya adalah konfrontasi antara Rudi dan Sumaryoto. Kemudian diikuti tahapan konfrontasi dengan yang lain," kata Prakosa saat dihubungi, Rabu, 28 November 2012.
Menurut Prakosa, agenda ini bertujuan mencocokkan keterangan keduanya pada pemanggilan terpisah pekan lalu. Dari pernyataan keduanya terdapat perbedaan mengenai substansi pertemuan yang ditenggarai berisi permintaan jatah atas pencairan Penyertaan Modal Negara yang akan diterima Merpati.
Kemarin, Prakosa menyatakan konfrontasi diperlukan karena tidak ada dokumen seperti rekaman dan notulensi yang bisa menjelaskan adanya pertemuan direksi Merpati dan sejumlah anggota Dewan itu. "Konfrontir itu karena mereka yang mengalami dan melihat sendiri kejadian dan apa yang disampaikan atau yang dituding."
Kasus permintaan jatah pada Merpati ini pertama kali dilaporkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. Dahlan menyebut beberapa nama yang terlibat dalam permintaan jatah. Keterangan ini dibenarkan pula oleh beberapa Direksi Merpati.
Badan Kehormatan telah merespon panggilan itu. Pekan lalu, BK telah memanggil beberapa nama yang dilaporkan yaitu Achsanul Qosasih, Sumaryoto, dan Zulkifliemansyah. Dua nama lain yang disebut terlibat dan adalah Muhammad Hatta, dan Linda Megawati.
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler
BNN: Akan Kami Ungkap Siapa Sebenarnya Ola
Marzuki Alie Lapor Menlu, Dubes di Jerman Santai
Dahlan: Indonesia-Laos Harusnya Bisa 10-0
Ini Curhat Bekas Penyidik KPK tentang Abraham Samad
Berita terkait
Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan
7 jam lalu
Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi
Baca SelengkapnyaSaksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta
2 hari lalu
Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.
Baca SelengkapnyaProfil Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut Minta Pejabat Kementan Bayar Aksesoris Mobil Rp 111 Juta
2 hari lalu
Anak kedua SYL, Kemal Redindo, disebut meminta Rp 111 juta untuk aksesoris mobil dan Rp 200 juta untuk renovasi kamar di rumahnya.
Baca SelengkapnyaDirjen Hortikultura Kementan Sebut Rp4 Miliar Lebih Dianggarkan untuk Keperluan SYL
2 hari lalu
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengungkapkan ada anggaran Rp4 miliar lebih untuk memenuhi keperluan Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Baca SelengkapnyaSaksi: SYL Minta Rp105 Juta ke Ditjen Tanaman Pangan Kementan untuk Bayar Keris Emas
2 hari lalu
Pejabat di Kementerian Pertanian, Edi Eko Sasmito, bersaksi direktoratnya mendapat jatah pembayaran pembelian keris emas Rp105 juta dari SYL
Baca SelengkapnyaDirjen Hortikultura Mengaku Diminta Rp1 Miliar untuk Umrah SYL dan Keluarga
2 hari lalu
Bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) disebut meminta para eselon I untuk memberikan Rp1 miliar untuk pembayaran Ibadah Umrah
Baca SelengkapnyaSidang Gratifikasi dan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 5 Pejabat Kementan Lagi
3 hari lalu
Sidang korupsi di Kementan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo alias SYL digelar hari ini di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaMajelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat
9 hari lalu
Kejaksaan Tinggi Bali melakukan OTT terhadap Bendesa Adat Berawa Ketut Riana yang diduga melakukan pemerasan terhadap investor.
Baca SelengkapnyaKejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor
10 hari lalu
Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor
Baca SelengkapnyaKejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali
10 hari lalu
Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.
Baca Selengkapnya