Data ICW-TII: Politik Uang SBY-Kalla Terbesar

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juni 2004 16:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla terindikasi paling besar nilai politik uangnya selama masa kampanye. Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Transparansi Internasional Indonesia (TII) memperhitungkan hanya 10 kasus politik uang pasangan itu, namun nilainya mendekati Rp 500 juta, melebihi pasangan lainnya. Adapun kasus terbanyak dilakukan pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid dengan 17 kasus, namun nilainya Rp 87 juta, lebih kecil dibandingkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi sebesar Rp 248 juta, dan pasangan Amien Rais-Siswono Yudohusodo dengan Rp 126 juta. Nilai terkecil adalah pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar dengan satu kasus senilai Rp 50 juta. Temuan ini dilansir ICW dan TII di markas ICW di Kalibata, Jakarta, Selasa (29/6). Hadir dalam acara itu Wakil Koordinator ICW Lucky Djani, Kordinator Pemantau Dana Kampanye TII Ahsan Jamet Hamidi, dan anggota ICW Fahmi. Kedua lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu menemukan bahwa praktek politik uang ditutupi dengan aksi amal, pemberian sumbangan, maupun pembagian uang untuk hadir dikampanye. Menurut Lucky, sumbangan atau amal adalah niatan baik, namun menjadi negatif artinya karena dilakukan untuk menarik simpati selama kampanye. Membandingkan Undang-Undang Pemilu di Filipina, mestinya UU Pemilu di Indonesia melarnag para kandidat memberikan sumbangan amal dalam bentuk apapun selama kampanye. Kedua LSM itu akan melaporkan temuannya ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Namun mereka kesulitan karena ada aturan tentang batas kadaluwarsa kasus politik uang, yaitu tujuh hari sejak kasusnya terjadi. Lagipula, Lucky mengatakan, pihaknya sulit mendapatkan saksi karena takut dan tidak ada jaminan perlindungan.Divsisi lain, praktek politik uang itu umumnya dilakukan oleh tim kampanye yang tidak terstruktur alias siluman. Tapi jaringan mereka lengkap dari pusat sampai rating, katanya. Kedua LSM meminta Panwaslu menindaklanjuti laporannya. Lucky mengatakan, setidaknya Panitia Pengawas itu memasukkannya dalam tabulasi pelanggaran pemilu supaya menjadi peringatan bagi masyarakat. Ahsan menambahkan, laporan itu bagian dari upaya pembelajaran tentang pemilu yang adil dan bersih tanpa aksi sogok dan beli suara. Dalam kesempatan itu, kedua LSM juga melansir kecurigaan dana sumbangan fiktif dalam rekening dana kampanye pasangan calon. Mereka mendata untuk sementara pasangan Wiranto paling besar dana-dana pembiayaan kampanyenya dengan total Rp 36,6 miliar, disusul Mega-Hasyim Rp 30,3 miliar, SBY-Kalla Rp 25,2 miliar, Hamzam-Agum Rp 8,2 miliar, dan Amien-Siswono Rp 7,6 miliar. Dana itu sebagian besar diperuntukkan bagi iklan di media massa. Deddy Sinaga - Tempo News Room

Berita terkait

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

2 jam lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

8 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

8 jam lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

12 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

2 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

15 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

25 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

28 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

29 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

32 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya