Beli Sukhoi, Kartika Airlines Tunggu Hasil KNKT

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Selasa, 30 Oktober 2012 10:30 WIB

Sukhoi Superjet-100 di Bandara Halim Perdanakusumah. fotografersha.livejournal.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kartika Airlines menyambut baik rencana Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang akan menyelesaikan investigasi terhadap kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pekan ini. "Apa hasilnya, itu yang akan kami sikapi," kata Direktur Komesial Kartika Airlines, Aditya Wardana, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 30 Oktober 2012.

Ia menuturkan, rencana perusahaan membeli 30 unit Sukhoi Superjet 100 hingga saat ini masih berjalan. Namun, Kartika Airlines tetap mempertimbangkan hasil investigasi KNKT. Karena itu, Kartika Airlines belum dapat mengumumkan waktu pelaksanaan pembelian tersebut.

KNKT menyatakan investigasi terhadap kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, akan segera rampung. "Rencananya selesai pekan ini," kata Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri.

Ia menjelaskan, KNKT akan mengumumkan hasil investigasi tersebut. Namun, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum menyiarkan hasil investigasi kepada masyarakat. Terlebih dahulu, KNKT melaporkann kepada Rusia, Eropa, serta Amerika Serikat, selain kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

"Yang pasti, laporan kami sampaikan kepada Rusia, karena pesawat itu kan buatan Rusia," ujarnya. Selain itu, pesawat tersebut menggunakan mesin buatan Eropa serta komponen-komponen dari Amerika Serikat. Oleh karenanya, KNKT pun memberitahukan hasilnya kepada Eropa dan Amerika Serikat. Setelah mendapat tanggapan dari sejumlah pihak tadi, KNKT akan mempublikasikan hasil penyelidikan kecelakaan tersebut.

Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan oleh Sukhoi Aircraft bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Amerika Serikat dan Eropa, di antaranya Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace, dan Honeywell.

Pesawat ini masuk kelas armada rute jarak menengah dengan kapasitas penumpang di bawah 100 orang. Jarak yang mampu diarungi antara 3.048 kilometer dan 4.578 kilometer, dengan ketinggian 12.200 meter di atas permukaan laut.

Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di Gunung Salak pada Mei silam. Saat hilang, pesawat diketahui ada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik Lintang Selatan dan 106.43 menit 15 detik Bujur Timur. Pesawat hilang kontak sekitar pukul 14.33 setelah mengudara selama 30 menit pada Rabu, 9 Mei 2012.

MARIA YUNIAR

Berita terkait

Hasil Investigasi Sukhoi Besok, Dubes Rusia Hadir  

17 Desember 2012

Hasil Investigasi Sukhoi Besok, Dubes Rusia Hadir  

Komite Nasional Keselamatan Transportasi akhirnya akan mengumumkan hasil investigasi kecelakaan Sukhoi Superjet-100 besok, dengan dihadiri Dubes Rusia.

Baca Selengkapnya

Beraroma Korupsi, Rapat Alutsista Diminta Terbuka  

26 Maret 2012

Beraroma Korupsi, Rapat Alutsista Diminta Terbuka  

Pembelian sejumlah Sukhoi, misalnya, dugaan penggelembungan pesawat canggih asal Rusia ini sudah santer terdengar di publik.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Rusia Perakit Sukhoi Meninggal di Makassar  

13 September 2010

Dua Warga Rusia Perakit Sukhoi Meninggal di Makassar  

Belum ada penjelasan mengenai apa penyebab kematian mereka. Satu orang lagi kini sedang dalam perawatan.

Baca Selengkapnya

Pengadaan Sukhoi Dikontrakkan Tahun Ini

29 Januari 2006

Pengadaan Sukhoi Dikontrakkan Tahun Ini

Pengadaan pesawat Sukhoi dan persenjataannya untuk TNI AU dimulai tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sukhoi Dipersenjatai Sebelum Akhir Tahun

9 April 2005

Sukhoi Dipersenjatai Sebelum Akhir Tahun

Saat ini, baru F5 dan F16 saja yang telah dilengkapi persenjataan.

Baca Selengkapnya

Atraksi Sukhoi Meriahkan Hari TNI AU

9 April 2005

Atraksi Sukhoi Meriahkan Hari TNI AU

Pesawat buatan Rusia itu berangkat dari Lanud Iswahyudi, Madiun pukul 07.45 WIB, dan melintas di Halim pada pukul 08.55 WIB dengan kecepatan 300-400 knot.

Baca Selengkapnya

Sukhoi Indonesia Belum Siap Tempur

30 Juli 2004

Sukhoi Indonesia Belum Siap Tempur

Empat Sukhoi Indonesia belum siap digunakan bertempur dan baru bisa digunakan latihan dan mempersiapkan penerbang handal.

Baca Selengkapnya