Para guru mengikuti Ujian Kompetensi Guru di Sekolah SMUN 68, Jakarta, Senin (30/7). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jayapura--Dari 32.000 guru yang ada di Provinsi Papua, hanya sekitar tujuh persen lolos sertifikasi guru. Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Papua, James Modouw, guru yang bersertifikasi jelas masih minim.
"Hal ini disebabkan ada beberapa kesulitan yang dialami dalam melakukan sertifikasi guru. Misalnya, jenjang pendidikan guru di Papua belum memenuhi standar," katanya, Selasa, 23 Oktober 2012.
Saat ini, kata James, pemerintah mewajibkan sertifikasi bagi setiap guru, baik guru di tingkat sekolah dasar, guru di tingkat sekolah menengah pertama, maupun guru di tingkat sekolah menengah atas. "Setiap tahun Pemerintah Provinsi Papua akan melakukan sertifikasi, namun tentu saja ada batas waktunya. Sebab ketika seseorang sudah tersertifikasi, itu harus menjaga mutunya dan setelah itu dia akan dilakukan uji sertifikasi," katanya.
Menurut James, uji sertifikasi guru yang dilakukan setiap tahunnya ini untuk melihat, apakah guru itu masih tetap certified atau tidak, sebab jika tidak, maka sertifikasinya harus dibatalkan. "Jadi masih terus harus kita lakukan peningkatan terutama guru di tingkat sekolah dasar yang belum mencapai S1. Untuk para guru sekolah dasar yang telah melakukan sertifikasi di Papua, dari 14.000 guru yang ada, baru sekitar tiga persen yang bersertifikasi," katanya.
