TEMPO.CO, Purwokerto - Seorang dosen dengan inisial BB diduga menipu orang tua calon mahasiswa Fakultas Kedoketaran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Calon mahasiswa dijanjikan bisa kuliah di Fakultas Kedokteran Unsoed dengan menyetorkan sejumlah uang ke dosen tersebut. Mereka dimintai uang sebesar Rp 95 juta hingga Rp 200 juta agar bisa kuliah di Unsoed.
"Namun, saat SPMB berakhir, anak kami tidak diterima," kata TS, salah satu orang tua korban, Senin, 15 Oktober 2012.
Ia mengatakan ada sedikitnya 12 orang tua calon mahasiswa yang juga tertipu BB. Menurut dia, BB menjanjikan anaknya bisa diterima asalkan orang tua mau menyerahkan sejumlah uang.
Hingga kini, kata dia, ia bersama orang tua lainnya masih menunggu pengembalian uang itu. Jika tak dikembalikan, mereka akan menempuh jalur hukum.
Ia mengatakan setoran uang itu digunakan untuk berbagai kepentingan. Pada tahap pertama, orang tua diharuskan membayar uang sebesar Rp 45 juta. Calon mahasiswa juga diharuskan membayar biaya bimbingan belajar yang diselenggarakan oleh BB. "Sisa uang pembayaran diberikan setelah pengumuman. Tapi kebanyakan sudah membayar sebelum ada pengumuman," katanya.
Menurut dia, perbedaan besarnya uang pelicin yang diberikan orang tua calon mahasiswa, didasarkan pada latar belakang pendidikan SMA calon mahasiswanya. Bila calon mahasiswa yang akan masuk merupakan lulusan jurusan IPA, hanya dikenakan biaya Rp 95 juta. Namun, yang berasal dari jurusan IPS, dikenakan biaya Rp 200 juta.
Ketua Panitia SPMB Unsoed 2012, Satrijo Widi Purbojo, mengatakan pada pekan lalu telah kedatangan beberapa orang tua calon mahasiswa yang mengaku telah dirugikan dosen tersebut. "Mereka mendatangi kantor panitia SPMB karena oknum dosen tersebut mengaku telah memberikan uang sebesar 10 persen kepada panitia," katanya.
Ia mengatakan, dosen tersebut tidak masuk dalam panitia SPMB. Saat ini, kata dia, sudah ada empat orang tua yang sudah dikembalikan uangnya.
Humas Unsoed, Endang Istanti, mengatakan rektorat sudah mendengar informasi itu. "Pimpinan belum bisa mengambil tindakan karena belum ada laporan resmi dari korban," katanya.
Menurut dia, laporan korban ke Panitia SPMB tidak bisa ditindaklanjuti karena Panitia SPMB 2012 saat ini sudah bubar. "Kami berharap korban bisa melaporkan secara resmi ke rektor," kata dia menambahkan.
Pembantu Rektor II Unsoed, Eko Hariyanto, mengatakan pimpinan universitas sudah bertemu dan membahas masalah itu. Saat ini, kata dia, pihaknya masih membahasa persoalan itu. "Kita masih akan memanggil Ketua Panitia SPMB dulu," katanya.
Menurut sumber Tempo di lingkaran pejabat rektorat, praktek jual beli kursi tidak hanya terjadi di Fakultas Kedokteran. Di fakultas lain juga biasa terjadi praktek ini. Besar kecilnya tarif tergantung dari fakultas apa yang akan dimasuki.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina
4 hari lalu
Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.
Baca SelengkapnyaCerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta
5 hari lalu
Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.
Baca SelengkapnyaOJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru
5 hari lalu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini
7 hari lalu
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN
10 hari lalu
Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaKasus Penipuan Deposito BTN, Ombudsman: Bukan Kali Pertama Terjadi
10 hari lalu
Kasus penipuan deposito BTN bukan kali pertama. Ombudsman mengungkap kasus serupa sudah terjadi dua kali di dua tahun terakhir
Baca SelengkapnyaIni Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M
10 hari lalu
Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.
Baca SelengkapnyaBTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum atas Kasus Penipuan oleh Mantan Pegawai
11 hari lalu
BTN berkomitmen menindak tegas setiap pelanggaran hukum dan tidak akan melindungipegawai yang melakukan penipuan dan penggelapan dana
Baca SelengkapnyaPuluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar
11 hari lalu
Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.
Baca SelengkapnyaWarga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar
11 hari lalu
Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.
Baca Selengkapnya